Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamatan kegempaan mencatat bahwa getaran banjir di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terekam seismograf sebanyak empat kali selama 5 sampai 6 jam pada Jumat (7/7), akibat hujan dengan intensitas tinggi di kawasan puncak gunung tersebut.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto dalam laporan tertulisnya mencatat bahwa pada periode pengamatan Jumat (7/7) pukul 00.00-24.00 WIB, menunjukkan empat kali gempa getaran banjir.
"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," katanya dalam laporan tertulis di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Sabtu dini hari.
Baca juga: Banjir lahar dingin Gunung Semeru terjang dan rusakan sejumlah jembatan di Lumajang
Selain itu, selama 24 jam, seismograf juga merekam 57 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 45-155 detik, kemudian 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.
"Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," ujarnya pula.
Akibat getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan debit air di sejumlah Daerah Aliran Sungai (DAS) Semeru sangat deras hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.
Baca juga: Terjebak banjir lahar dingin Gunung Semeru, 2 kakek berhasil dievakuasi
Getaran banjir di Gunung Semeru terekam seismograf empat kali dalam 5-6 jam pada Jumat
Sabtu, 8 Juli 2023 5:45 WIB
Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam.