Mentok, Babel (ANTARA) - Sekelompok anak muda pelaku dan pegiat seni di Kota Mentok, di ujung barat Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang telah mendedikasikan sebagian hidupnya untuk berkesenian.
Dalam suasana Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah, dimanfaatkan sekelompok anak muda yang biasa beraktivitas dan mengasah keterampilan berkesenian di Halaman Rumah Panggung Rusmanadi di Kampung Baru, Mentok, menggelar pentas kecil-kecilan sambil berhalalbihalal.
Pementasan dari awal hingga akhir, para kreator muda yang terasah rasa seninya melalui aktivitas seni teater dan musik ini cukup fasih dalam mengemas pementasan kecil yang berpadu padan dengan suasana Lebaran.
Panggung dikemas menyerupai teras rumah yang siap menerima banyak tamu untuk berlebaran, bersilaturahim, lengkap dengan aneka kue khas hari raya, mulai dari kue kering, kue basah, pempek, tekwan, bakwan hingga "angpao" uang baru pecahan kecil yang diberikan kepada setiap tamu.
Tampil sebagai pembuka pentas pelaku seni teater Adnan Wachid membawakan puisi "Doa" karya Chairil Anwar, dilanjutkan dengan sejumlah puisi karya WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Jallaludin Rumi, penyair Bangka Ira Esmeralda, dan beberapa penyair lainnya yang dibawakan berurutan oleh Ersy DM, Eyes Christa, Indry Yulianti, dan Arya Frandika.
Gelaran semakin lengkap dengan penampilan pengarang lagu dari Mentok Almayusri Alrezanaldy yang berkesempatan membawakan lagu "Semesta Cinta".
Nabila Nabe, mahasiswi dari Mentok yang tengah belajar di Surakarta, Jawa Tengah, juga mengirimkan video pembacaan puisi dan diputar melalui sambungan jarak jauh.
Pementasan diakhiri dengan penampilan Erixa Dhona Rizaldy yang berkesempatan mendentingkan alat musik tradisional dambus mengiringi sejumlah lagu pantun khas Melayu yang dibawakan.
Pelaku seni teater Adnan Wachid mengatakan gelaran pentas seni kolaboratif dengan mengusung tema "Mengasuh Cinta, Merawat Multisemesta" ini merupakan sebuah upaya seni untuk mengingat kembali apa yang menjadi perhatian dan memunculkan satu perencanaan, penjagaan, perjuangan, memelihara rasa "ayom" dan kesabaran.
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno berpendapat eksistensi kelompok pelaku seni teater di bawah asuhan Adnan Wachid dan Eyes sekitar lima tahun terakhir cukup memberikan warna tersendiri dalam aktivitas berkesenian di daerah itu.
Perhatian dan cinta yang telah diusung dalam pementasan diharapkan mampu menjadi akar yang perlu diberikan kesempatan untuk terus tumbuh, berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal.
Kebaruan dalam berekspresi melalui pentas seni yang dibawakan kelompok pelaku seni ini juga tidak meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal, seperti keikutsertaan Erixa Dhona Rizaldy yang menutup perhelatan dengan sejumlah lagu khas Melayu diiringi alat musik tradisional dambus.
Akhir babak penuh kegembiraan, suka cita, dan diiringi lirik pantun yang didendangkan dalam lagu, membawa kebahagiaan, falsafah hidup dan rasa cinta yang pantas menjadi bekal melangkah mengarungi masa depan tanpa harus meninggalkan nilai budaya lokal.
Pementasan sebagai sebuah upaya penciptaan kebudayaan kontemporer melalui seni yang lahir dari sebuah kehendak dalam membaca kota seolah menjadi cawan kecil dari berbagai ragam kegelisahan.
Gelaran-gelaran serupa akan terus berlanjut agar mampu menjadi lumbung pengembangan bakat intelektual, spiritual, kreasi dan cara pandang pemilik jiwa muda untuk mencapai integritas yang bertanggung jawab, tanpa meninggalkan akar budaya setempat.
Mengasuh cinta melalui pertunjukan di Hari Raya
Senin, 1 Mei 2023 12:37 WIB