Cibinong, Bogor (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor, Jawa Barat kesulitan mencapai target dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, untuk melakukan 100 ribu vaksinasi per hari, lantaran minimnya tenaga vaksinator.
"Kalau sekarang kemampuan kita rata-rata 50 ribu vaksinasi per hari. Itu saja sudah dari pagi bahkan ada yang sampai malam, dan terkendala keterbatasan vaksinator," ungkap Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Agus Fauzi di Cibinong, Bogor, Senin.
Baca juga: Pemkab Bogor tambah 600 vaksinator untuk capai target 100 ribu vaksinasi per hari
Baca juga: Kabupaten Bogor capai satu juta dosis vaksinasi COVID-19
Kini Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor memiliki 1.076 vaksinator, dan dalam waktu dekat ada tambahan sekitar 600 vaksinator yang kini masih dalam tahap pelatihan.
"Kemarin ada juga tambahan dari TNI Angkatan Darat sekitar 100 orang tenaga kesehatan yang dibagi empat tim," terang Agus.
Meski begitu, ia tetap optimistis dalam melakukan vaksinasi terhadap 70 persen jumlah penduduknya atau 4,2 juta jiwa, setara dengan kewajiban menyuntikkan 8,5 juta dosis vaksin. Kini, progres vaksinasi di Kabupaten Bogor baru mencapai angka 20,78 persen atau sekitar 1,7 juta dosis vaksin.
Baca juga: Luhut naikkan target vaksinasi COVID-19 di Bogor jadi 100 ribu per hari
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menaikkan target vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi 100 ribu per hari.
Luhut saat meninjau vaksinasi bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Sabtu (15/8) menargetkan Kabupaten Bogor yang masuk dalam wilayah aglomerasi bisa mencapai target 70 persen vaksinasi pada September 2021.
Target 100 ribu vaksinasi per hari di Bogor sulit tercapai, Ini alasannya
Selasa, 21 September 2021 8:54 WIB
Kalau sekarang kemampuan kita rata-rata 50 ribu vaksinasi per hari. Itu saja sudah dari pagi bahkan ada yang sampai malam, dan terkendala keterbatasan vaksinator.