Depok, (Antara Megapolitan) - Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Silverius Y Soeharso menegaskan negara tak boleh kalah dalam menangani kasus yang terjadi di Kampung Pulo Jakarta Timur.
"Saya kira Gubernur Ahok telah mempertimbangkan sesuatunya dengan matang. Jadi negara memang tak boleh kalah, kalau kalah habis negara kita kerena tak punya wibawa. Negara kita juga bukan negara bar-bar," katanya disela Seminar Temu Ilmiah yang bertajuk Meningkatkan Kompetensi SDM dan Karakter Bangsa Indonesia dalam Meningkatkan Produktifitas Menghadapi Masyaraat ekonomi ASEAN (MEA) di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, Jumat.
Ia mengatakan jika langkah-langkah kemanusiaan telah ditempuh dan diberi peringatan satu, dua sampai tiga kali tidak juga berhasil maka memang harus diambil tindakan tegas legal formalnya.
"Jadi pemimpin memang harus berani mengambil resiko terhadap kebijakan yang diambilnya," ujarnya.
Ia juga mengimbau kepada warga Kampung Pulo untuk sadar, apakah ada aktor intelektual yang bermain di balik aksi tersebut. "Kalau memang bukan haknya mengapa harus diperjuangkan," tanyanya.
Yang terpenting katanya masyarakat Kampung Pulo telah diajak berbicara dan berembuk serta telah diberikan tempat relokasi untuk mereka tinggal di rumah susun.
Ia juga menyarankan untuk mengatasi kisruh ini harus ditempuh dengan pendekatan psikologis dan diajak bicara baik-baik. Tetapi jika langkah tersebut tidak juga berhasil maka langkah terakhir ya mau tidak mau harus dieksekusi. Masyarakat harus bisa memahani mana yang hak dan bukan. Jika bukan haknya maka masyarakat diminta bisa menghargai.
Kasus Kampung Pulo Negara Tak Boleh Kalah
Jumat, 21 Agustus 2015 22:16 WIB
Jadi pemimpin memang harus berani mengambil resiko terhadap kebijakan yang diambilnya.