Bogor, (Antaranews Bogor) - Institut Pertanian Bogor, Provinsi Jawa Barat, memiliki Museum Serangga yang menyimpan 3.500 lebih spesimen serangga pertanian yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia dan tersimpan di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian.
Ketua Museum Serangga IPB, Dr Purnama Hidayat di Bogor, Minggu, mengatakan, museum tersebut awalnya merupakan koleksi serangga milik Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian IPB.
"Museum ini mulai beroperasi sejak 20 Mei 2005 silam dengan nama "Insect Teaching Collection (ITC). Nama ini kemudian berubah menjadi "Insect Teaching and Research Collection (ITRC)," kata Purnama.
Ia mengatakan, ITRC mengacu pada fungsinya sebagai sarana penunjang bagi kegiatan pendidikan dan penelitian serangga yang dilakukan oleh para mahasiswa. Dan seiring waktu keberadaan ITRC menjadi cikal bakal Museum Serangga IPB.
Dia menjelaskan, Museum menyipan lebih dari 3.500 spesimen serangga pertanian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Menariknya dari koleksi serangga tersebut beberapa specimen diantara telah berusia lebih dari 100 tahun.
"Museum serangga ini memiliki spesimen koleksi standar untuk referensi yang disimpan dalam kotak dan lemari," katanya.
Ia menyebutkan, spesimen di Museum Serangga IPB dikumpulkan sejak tahun 1910 dan berjumlah 1.219 spesimen. Museum juga memiliki spesimen yang dipamerkan dalam kotak kaca sebanyak 1.667 spesimen.
Seranga-serangga tersebut, lanjut Purnama, ditata berdasarkan klasifikasi ordo, komoditas inang (hama tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan pascapanen), serta kelompok serangga predator, parasitoid, penyerbuk dan kelompok serangga yang unik.
"Tujuan didirikannya Museum Serangga ini sebagai tempat penyimpanan, sekaligus referensi serangga pertanian yang ada di Indonesia seperti hama tanaman, musuh alami serangga (parasitoid dan predator), penyerbuk bunga dan serangga pertanian lainnya," katanya.
Selain itu, Museum Serangga IPB juga dimaksudkan sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan dan penelitian, khususnya berkaitan dengan pertanian.
Dalam perkembangannya, museum tersebut juga telah banyak dikunjungi pelajar dari berbagai sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA. Ada juga petani serta masyarakat umum yang datang melihat.
Tercatat hingga kini jumlah penggunjung yang telah datang mengunjungi Museum Serangga IPB sebanyak 1.149 orang pada periode Januari hingga Desember 2013. Jumlah kunjungan di 2013 meningkat dibanding 2012.
Menurut Purnama, sebagian besar pengunjung yang datang untuk melihat dan mengenal jenis-jenis serangga pertanian yang ada. Banyak siswa SD, SMP dan SMA serta mahasiswa dari Departemen Proteksi Tanaman IPB yang mengikuti program tour museum seperti pengenalan bagian-bagian tubuh serangga dengan bantuan mikroskop, mengenal cara membuat koleksi serangga, hingga menonton video tentang serangga.
"Melalui pengenalan dunia serangga diharapkan dapat menimbulkan rasa ingin tahu dan mengenal keberadaan serangga serta mengetahui perannya dalam ekosistem," ujarnya.
Purnama menambahkan, Museum Serangga juga menyediakan pemesanan koleksi serangga dengan jenis dan ukuran sesuai dengan harga pesanan, menyediakan jasa layanan identifikasi serangga meliputi serangga pertanian, pemukiman dan tanaman hias yang dapat dilakukan di laboratorium Biosistematika serangga DPT-IPB.
Museum juga melayani penjualan alat-alat untuk koleksi serangga seperti perangkap, jaring serangga, botol koleksi, jarum serangga dan peralatan lainnya.
Para pengunjung yang datang juga dapat membeli aneka cinderamata seperti gantungan kunci dari serangga, cangkir (mug) bergambar serangga, T-shirt dengan gambar serangga dan cinderamata lainnya yang berkaitan dengan seranggan.
"Hal favorit yang dilakukan pengunjung adalah melihat dan menyentuh belalang ranting raksasa yang hidup dipelihara di Laboratorium Biosistematika Serangga. Belalang ranting raksasa ini diberi makan daun jambu biji dan apabila dewasa panjangnya bisa mencapai 20 cm," katanya.
Museum Serangga Pertanian IPB simpan 3.500 spesimen
Senin, 29 Desember 2014 9:48 WIB