Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Petani di wilayah Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat, mengaku kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, padahal saat ini sudah mulai masuk musim tanam.

"Hujan sudah mulai turun sehingga kami manfaatkan untuk memulai menanam padi, setelah beberapa lama tidak bercocok tanam karena kemarau. Namun, saat masuk musim tanam ini ketersediaan pupuk pun sulit untuk di daerah kami," kata salah seorang perwakilan petani di Kecamatan Cibeureum, Sulaeman, kepada Antara, Senin.

Menurut Sulaeman, sulitnya mendapatkan pupuk subsidi ini sehingga mengganggu musim tanam kedua penghujan tahun ini, bahkan sudah hampir tiga bulan terakhir pupuk subsidi khususnya jenis urea di pasaran sulit di dapat. Sehingga, petani terpaksa harus mencari pupuk hingga ke wilayah Kabupaten Cianjur.

Untuk mengantisipasi agar tetap bisa bercocok tanam, para petani terpaksa harus membeli pupuk nonsubsidi yang harganya Rp250 ribu/sak (satu sak: 15kg) atau dua kali lipat dari harga pupuk subsidi. Namun, karena keterbatasan biaya, banyak petani yang terpaksa menggunakan pupuk kandang.

"Pupuk alami dari kotoran hewan ini hanya sebatas alternatif, tapi mengakibatkan pertumbuhan tanaman khususnya padi menjadi terhambat dan sudah dipastikan produksinya tidak akan maksimal jika hanya menggunakan pupuk kandang," tambahnya.

Selain di Kota Sukabumi sulitnya mendapatkan pupuk ini juga dirasakan oleh ratusan petani di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Petani menduga sulitnya pasokan pupuk subsidi ini diduga ada keterlambatan pasokan dari agen atau distributor. Bahkan, petani juga menduga ada ulah spekulan atau tengkulak yang sengaja memanfaatkan situasi seperti ini.

Maka dari itu pihaknya berharap agar lembaga terkait seperti PT Pupuk Kujang, maupun pemerintah setempat bisa langsung memantau ketersediaan pupuk di daerahnya. Karena jika pasokan pupuk terhambat maka musim tanam kedua ini akan terhambat.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014