Presiden Joko Widodo meluncurkan 55 produk inovasi dan riset yang dibuat peneliti Indonesia untuk menangani virus Corona tipe baru.
Hari ini kita berbangga karena dari tangan-tangan kita sendiri, tangan anak bangsa, mampu menghasilkan produk yang sangat kita butuhkan, kata Presiden Jokowi dalam Peluncuran Produk Inovasi COVID-19 Kebangkitan Inovasi Indonesia melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu.
Peluncurkan produk dari Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 tersebut, sekaligus untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada pada 20 Mei.
Baca juga: RSUI terus lakukan inovasi dalam hadapi pandemi COVID-19
Turut hadir dalam peluncuran tersebut, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro.
Dalam peluncuran 55 produk tersebut, Presiden memperkenalkan sembilan produk yang sudah ditinjau langsung dan siap diproduksi.
Pertama, produk itu adalah alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendiagnosa keberadaan virus Corona di tubuh manusia. Produk kedua adalah alat uji cepat (rapid test) yang juga untuk untuk mendeteksi COVID-19.
Baca juga: Kemenkes RI apresiasi inovasi yang dilakukan PT APL
Dari rapid test yang waktu saya tanya bisa produksi berapa ? sudah kira-kira 100.000 unit, kalau diproduksi, sudah bisa langsung jalan, PCR test kit juga sama, sudah uji dan sudah bisa berproduksi juga sama di atas 100.000, ujarnya.
Kemudian, produk ketiga adalah ventilator atau alat bantu pernafasan darurat yang dikembangkan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) bersama sejumlah perguruan tinggi dan pelaku industri.
'Emergency ventilator' yang ini kemarin yang saya lihat ada karya dari BPPT, ITB, UI, UGM dari PT Dharma, dari PT Poly Jaya yang sudah mulai membuat ventilator, dan ini tinggal produksinya, kata Presiden.
Produk keempat adalah Imunomodulator dan kelima adalah Inteljensi Artifisial (Artificial Intelligence/AI) untuk deteksi COVID-19.
Baca juga: Inovasi kesehatan, suatu kebutuhan atau keterpaksaan?
Produk-produk lainnya adalah Plasma Konvalenasi, Laboratorium Mobile dengan tingkat keamanan Bio-Safety Level-2, Robot berbasis sinar Ultraviolet (Autonomous UVC Mobile Robot/AUMR), dan respirator untuk pemurnian (Purifying Respirator).
Dengan berbagai produk inovasi untuk menangani COVID-19 tersebut, Presiden berharap impor alat kesehatan dapat dikurangi. Oleh karena itu, Presiden meminta proses riset dan inovasi dilakukan secara berkelanjutan.
Harus terus berlanjut, harus terus diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan domestik dan bisa diekspor ke mancanegara, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Hari ini kita berbangga karena dari tangan-tangan kita sendiri, tangan anak bangsa, mampu menghasilkan produk yang sangat kita butuhkan, kata Presiden Jokowi dalam Peluncuran Produk Inovasi COVID-19 Kebangkitan Inovasi Indonesia melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu.
Peluncurkan produk dari Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 tersebut, sekaligus untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada pada 20 Mei.
Baca juga: RSUI terus lakukan inovasi dalam hadapi pandemi COVID-19
Turut hadir dalam peluncuran tersebut, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro.
Dalam peluncuran 55 produk tersebut, Presiden memperkenalkan sembilan produk yang sudah ditinjau langsung dan siap diproduksi.
Pertama, produk itu adalah alat uji Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendiagnosa keberadaan virus Corona di tubuh manusia. Produk kedua adalah alat uji cepat (rapid test) yang juga untuk untuk mendeteksi COVID-19.
Baca juga: Kemenkes RI apresiasi inovasi yang dilakukan PT APL
Dari rapid test yang waktu saya tanya bisa produksi berapa ? sudah kira-kira 100.000 unit, kalau diproduksi, sudah bisa langsung jalan, PCR test kit juga sama, sudah uji dan sudah bisa berproduksi juga sama di atas 100.000, ujarnya.
Kemudian, produk ketiga adalah ventilator atau alat bantu pernafasan darurat yang dikembangkan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) bersama sejumlah perguruan tinggi dan pelaku industri.
'Emergency ventilator' yang ini kemarin yang saya lihat ada karya dari BPPT, ITB, UI, UGM dari PT Dharma, dari PT Poly Jaya yang sudah mulai membuat ventilator, dan ini tinggal produksinya, kata Presiden.
Produk keempat adalah Imunomodulator dan kelima adalah Inteljensi Artifisial (Artificial Intelligence/AI) untuk deteksi COVID-19.
Baca juga: Inovasi kesehatan, suatu kebutuhan atau keterpaksaan?
Produk-produk lainnya adalah Plasma Konvalenasi, Laboratorium Mobile dengan tingkat keamanan Bio-Safety Level-2, Robot berbasis sinar Ultraviolet (Autonomous UVC Mobile Robot/AUMR), dan respirator untuk pemurnian (Purifying Respirator).
Dengan berbagai produk inovasi untuk menangani COVID-19 tersebut, Presiden berharap impor alat kesehatan dapat dikurangi. Oleh karena itu, Presiden meminta proses riset dan inovasi dilakukan secara berkelanjutan.
Harus terus berlanjut, harus terus diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan domestik dan bisa diekspor ke mancanegara, ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020