Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berasal dari lintas fakultas menjuarai kompetisi COVID-19 INA IDEAthon lewat hasil prototipe pesawat tanpa awak bernama Hybrid Quadplane UAV, untuk membantu pemerintah mengawasi penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Ketua tim mahasiswa itu, Adam Sultansyah, dalam keterangan tertulis di Depok, Selasa, mengatakan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan halangan untuk menoreh prestasi dan membuat terobosan inovatif bagi mahasiswa UI.
Ia mengatakan Quadplane dapat melakukan video pemantauan secara "real time" untuk mendeteksi kerumunan orang. Setelah melihat pelanggaran kerumunan lebih dari lima orang, alat itu mengeluarkan suara imbauan orang segera membubarkan diri.
Baca juga: UI siap produksi 1.000 ventilator lokal rendah biaya berbasis COVENT-20
Tim mahasiswa tersebut berjumlah tujuh orang, yakni Adam Sultansyah (Fakultas Teknik, Angkatan 2016), Ardi Ferdyhana (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2017), Cindy R. Muffidah (Fakultas Psikologi, 2017), Kevin Yosral (FT, 2017), Lendi Larici (FMIPA, 2016), Muhamad Naufal Rianidjar (FT, 2016), dan Viliasio Sirait (FT, 2017).
Berkat inovasinya, Hybrid Quadplane UAV terpilih menjadi salah satu proyek dalam ajang COVID-19 INA IDEAthon yang mendapatkan pendanaan dari Ristek-BRIN. Ada 5.590 proposal ide yang masuk ke panitia dan hanya 17 tim yang terpilih setelah seleksi ketat dan presentasi di depan para "reviewer" nasional, salah satunya, tim mahasiswa UI tersebut. Tahap pengerjaan akan berlangsung selama 4-5 bulan ke depan.
Baca juga: Mahasiswa FTUI rancang "software" tingkatkan produktivitas pertanian
Hybrid Quadplane UAV adalah wahana Unmanned-aircraft Vehicle System (UAV) atau pesawat tanpa awak yang mengombinasikan antara pesawat fixed wing dan multicopter. Pengombinasian itu membuat Quadplane lebih efisien daripada fixed wing dan multicopter pada umumnya.
"Alat ini memiliki kemampuan 'vertical take off and landing' dan cakupan jangkauan yang luas secara bersamaan, sehingga sangat cocok diterapkan di manapun, karena tidak memerlukan landasan pacu," katanya.
Quadplane yang akan diproduksi memiliki keunggulan dibandingkan dengan "drone" pada umumnya karena dapat bekerja secara autonomous dengan meminimalkan peran manusia dalam kerjanya. Pesawat tanpa awak itu hanya membutuhkan pemasangan baterai dan penentuan jalur Quadplane yang akan dilalui. Alat itu diestimasi mampu terbang dengan radius 1 km x 1 km dengan jam terbang 20-30 menit sekali pakai.
Baca juga: UI kembangkan ventilator transport lokal rendah biaya
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Rosari Saleh mengapresiasi semangat mahasiswa UI untuk tetap berinovasi dan berkarya walaupun dari rumah.
Di tengah situasi pembatasan sosial untuk penanggulangan COVID-19, pihaknya mengimbau mahasiswa untuk tetap produktif dan memiliki kecakapan serta keterampilan.
"Inovasi mahasiswa UI juga menjadi bukti akan aksi nyata mahasiswa UI untuk mendukung pemerintah mengatasi wabah COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Ketua tim mahasiswa itu, Adam Sultansyah, dalam keterangan tertulis di Depok, Selasa, mengatakan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan halangan untuk menoreh prestasi dan membuat terobosan inovatif bagi mahasiswa UI.
Ia mengatakan Quadplane dapat melakukan video pemantauan secara "real time" untuk mendeteksi kerumunan orang. Setelah melihat pelanggaran kerumunan lebih dari lima orang, alat itu mengeluarkan suara imbauan orang segera membubarkan diri.
Baca juga: UI siap produksi 1.000 ventilator lokal rendah biaya berbasis COVENT-20
Tim mahasiswa tersebut berjumlah tujuh orang, yakni Adam Sultansyah (Fakultas Teknik, Angkatan 2016), Ardi Ferdyhana (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2017), Cindy R. Muffidah (Fakultas Psikologi, 2017), Kevin Yosral (FT, 2017), Lendi Larici (FMIPA, 2016), Muhamad Naufal Rianidjar (FT, 2016), dan Viliasio Sirait (FT, 2017).
Berkat inovasinya, Hybrid Quadplane UAV terpilih menjadi salah satu proyek dalam ajang COVID-19 INA IDEAthon yang mendapatkan pendanaan dari Ristek-BRIN. Ada 5.590 proposal ide yang masuk ke panitia dan hanya 17 tim yang terpilih setelah seleksi ketat dan presentasi di depan para "reviewer" nasional, salah satunya, tim mahasiswa UI tersebut. Tahap pengerjaan akan berlangsung selama 4-5 bulan ke depan.
Baca juga: Mahasiswa FTUI rancang "software" tingkatkan produktivitas pertanian
Hybrid Quadplane UAV adalah wahana Unmanned-aircraft Vehicle System (UAV) atau pesawat tanpa awak yang mengombinasikan antara pesawat fixed wing dan multicopter. Pengombinasian itu membuat Quadplane lebih efisien daripada fixed wing dan multicopter pada umumnya.
"Alat ini memiliki kemampuan 'vertical take off and landing' dan cakupan jangkauan yang luas secara bersamaan, sehingga sangat cocok diterapkan di manapun, karena tidak memerlukan landasan pacu," katanya.
Quadplane yang akan diproduksi memiliki keunggulan dibandingkan dengan "drone" pada umumnya karena dapat bekerja secara autonomous dengan meminimalkan peran manusia dalam kerjanya. Pesawat tanpa awak itu hanya membutuhkan pemasangan baterai dan penentuan jalur Quadplane yang akan dilalui. Alat itu diestimasi mampu terbang dengan radius 1 km x 1 km dengan jam terbang 20-30 menit sekali pakai.
Baca juga: UI kembangkan ventilator transport lokal rendah biaya
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI Rosari Saleh mengapresiasi semangat mahasiswa UI untuk tetap berinovasi dan berkarya walaupun dari rumah.
Di tengah situasi pembatasan sosial untuk penanggulangan COVID-19, pihaknya mengimbau mahasiswa untuk tetap produktif dan memiliki kecakapan serta keterampilan.
"Inovasi mahasiswa UI juga menjadi bukti akan aksi nyata mahasiswa UI untuk mendukung pemerintah mengatasi wabah COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020