Para seniman Sunda yang tergabung di komunitas Sunda Sejati menggelar "cucurak", yakni tradisi makan bersama menyambut datangnya bulan Ramadhan, meski dalam kondisi pandemi virus corona (COVID-19).

Cucurak yang berlangsung di halaman Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor Jawa Barat, Kamis (23/4) itu berlangsung dengan masing-masing peserta berjarak sekitar 1 meter. Hal itu sesuai anjuran pemerintah mengenai physical distancing, demi mencegah penyebaran COVID-19.

"Hal ini dilakukan mengingat Gunung Putri merupakan salah satu zona merah dengan pasien positif terbanyak di Kabupaten Bogor," ujar anggota Seniman Sejati sekaligus panitia acara, Edy Junaedi.

Baca juga: Cucurak, tradisi masyarakat Bogor yang masih bertahan

Kegiatan itu juga diisi dengan penyemprotan cairan disinfektan serta pembagian masker dan sembako ke masyarakat yang ada di ruas Jalan Gunung Putri.

"Semoga dengan ini dapat menekan angka penyebaran COVID-19 di Gunung Putri, termasuk Kabupaten Bogor," tuturnya.

Sementara itu, Camat Gunung Putri Didin Wahidin mengatakan bahwa pelaksanaan "cucurak" itu juga menjadi ajang silaturahmi antar seniman dan tokoh masyarakat di Kecamatan Gunung Putri, sekaligus wadah bersama menangani pandemi COVID-19.

"Memutus mata rantai COVID-19 adalah tugas kita (masyarakat) bersama. Meski Cucurak ini berkumpul namun tetap menjaga jarak dan mengenakan masker agar tidak tertular," ujar Didin.

Baca juga: Bima Arya: Sahur On The Road harus sesuai aturan dan tertib

Ia mengatakan, Kecamatan Gunung Putri merupakan zona merah COVID-19 paling rawan, sehingga butuh kepedulian bersama menangani COVID-19.

"Gunung Putri masuk dalam zona merah, untuk itu pentingnya menerapkan physical distancing sekaligus sosialisi kepada masyarakat," tuturnya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020