Bekasi, (Antaranews Bogor) - Asosiasi Pegiat Wisata Bekasi, Jawa Barat, menyikapi kebijakan pemerintah yang membatasi penjualan solar bersubsidi dengan menyesuaikan tarif kepada konsumen.

"Otomatis tarifnya akan lebih mahal dari yang sudah dihitung sebelumnya. Hal ini tidak menutup kemungkinan banyak konsumen yang nantinya akan keberatan. Tapi mau bagaimana lagi," kata Ketua APW Bekasi, Jimmy Hongarius di Bekasi, Selasa.

Dia mengatakan, usaha pariwisata sangat bergantung dengan pasokan bahan bakar jenis solar untuk transportasi bus.

Besaran penggunaan solar, kata dia, tergantung dengan jarak tempuh lokasi tujuan wisata dari masing-masing daerah.

Terkait rencana kenaikan tarif, pihaknya belum bisa menentukan seberapa besar kenaikan harga yang akan dipatok kepada konsumen.

"Hingga saat ini masih kita hitung kerugian dari masing-masing tempat usaha untuk kita kalkulasi kenaikan yang rasional," katanya.

Pihaknya juga menyayangkan, pembatasan solar bersubsidi kurang tersosialisasi dengan baik, termasuk para pegiat wisata.

"Kalau sebagian anggota kami tahunnya dari media massa. Sebagai bagian dari masyarakat, mau tidak mau ya kita ikuti aturan pemerintah, karena ini untuk kebaikan semua," katanya.

Dia juga mengimbau kepada seluruh anggotanya untuk tidak melakukan upaya penimbunan solar.

"Kalau menimbun solar, mau ditimbun dimana. Kalau cuma 100 liter tidak ada artinya. Jadi lebih baik kita ikuti saja keputusan pemerintah, toh semua sudah jelas aturannya," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014