Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menekankan pencegahan demam berdarah dengue (DBD) kepada pengelola rumah sakit dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.
"Jangan karena kita fokus cegah COVID-19, penyakit lain yang kena," katanya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Kewaspadaan dan Pencegahan COVID-19 dan DBD di Baruga Karaeng Pattingalloang, Makassar, Jumat (13/3).
Pada kesempatan itu, hadir berbagai kalangan lintas sektor yang memiliki peran penting dalam mencegah COVID-19 dan DBD, di antaranya DPRD Sulsel, kepala BIN, Angkasa Pura, Pelindo, Perhubungan, Dinas Kesehatan, forkopimda, dan seluruh pengelola rumah sakit di Sulsel.
"Saya bersyukur karena semuanya hadir. Selain COVID-19 ini juga DBD, saya minta supaya kita betul-betul mencegahnya," ujar Nurdin.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin menyebutkan kasus DBD di daerah itu mencapai 66 kasus selama awal 2020, dengan rincian pada Januari 23 kasus dan Februari melonjak menjadi 43 kasus.
"Alhamdulillah sampai sekarang tidak ada kematian. Semoga Maret ini kasus DBD semakin menurun," ujarnya.
Ia mengemukakan saat ini hampir semua rumah sakit dan 47 puskesmas penuh dengan pasien terduga DBD.
"Kasus 'suspect' (terduga) DBD hampir penuh rumah sakit, tetapi ini tidak apa-apa. Artinya ada kesadaran tinggi dari masyarakat kita, yang penting pada pemeriksaan laboratorium negatif dan tidak ada komplikasi," katanya.
Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Makassar menyiapkan Tim Gerak Cepat (TGC) yang siaga di 47 puskesmas untuk memberikan pelayanan langsung ke masyarakat melalui pusat panggilan 112 dan beberapa kontak Whatsapp.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020