PT Indocement Tunggal Prakarsa menggandeng Universitas Indonesia (UI) memberikan pelajaran tentang cara membuat laporan keuangan yang benar kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
"Memberikan pengenalan kepada pelaku UMKM supaya mengerti cara pembuatan laporan keuangan yang sederhana dan dapat mengelola keuangan dengan baik," ujar CSRS Division Manager PT Indocement, Sahat Panggabean.
Menurutnya, kegiatan bertajuk “Menuju UMKM Mandiri Berwawasan Manajerial Keuangan di Era Millenial" itu membuktikan keseriusan perusahaannya untuk meningkatkan kapasitas UMKM di 12 desa mitra sekitar kompleks pabrik Indocement Citeureup.
Baca juga: Indocement ikut mengembangkan kampung ramah lingkungan di Bogor
Sahat mengatakan, laporan keuangan yang baik dibutuhkan UMKM agar dapat berkembang, terlebih untuk memperoleh permodalan dari pihak ketiga. Laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai jalannya usaha tersebut, sehingga menjadi pertimbangan bagi pihak ketiga untuk diberikan bantuan modal usaha.
"Peserta berjumlah 30 orang, pelaku UMKM dari berbagai jenis usaha, seperti perajin palet, akrilik, tali plastik bekas, ban bekas, kaleng, kaca (lampu hias), usaha bengkel motor, usaha pembuatan batako, usaha peternakan ayam, dan usaha kuliner," papar Sahat.
Baca juga: Indocement berikan CSR untuk ruang publik di Kampung B'denk Bogor
Sementara itu, Director Department of Accounting Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Dr Ancella A Hermawan sebagai pemateri mengaku sudah memberikan materi dasar pembuatan laporan keuangan kepada para peserta.
"Merealisasikan pelatihan dari yang sederhana, prinsip-prinsip laporan keuangan yang benar," ujarnya.
Ancella mengatakan, kini Ikatan Akuntan Indonesia sudah menerbitkan standar pelaporan keuangan untuk UMKM, tapi ia menyayangkan justru masih sedikit pelaku UMKM yang bisa membuat laporan keuangan dengan benar.
Baca juga: Indocement sediakan 700 porsi makanan per hari di lokasi bencana Bogor
"Masih banyak UMKM yang laporan keuangannya belum tersusun dengan baik. Sesuai kebijakan pemerintah, salah satu yang diharapkan dari UMKM yang berkembang, mereka harus bisa mengurus administrasi," kata Ancella.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Memberikan pengenalan kepada pelaku UMKM supaya mengerti cara pembuatan laporan keuangan yang sederhana dan dapat mengelola keuangan dengan baik," ujar CSRS Division Manager PT Indocement, Sahat Panggabean.
Menurutnya, kegiatan bertajuk “Menuju UMKM Mandiri Berwawasan Manajerial Keuangan di Era Millenial" itu membuktikan keseriusan perusahaannya untuk meningkatkan kapasitas UMKM di 12 desa mitra sekitar kompleks pabrik Indocement Citeureup.
Baca juga: Indocement ikut mengembangkan kampung ramah lingkungan di Bogor
Sahat mengatakan, laporan keuangan yang baik dibutuhkan UMKM agar dapat berkembang, terlebih untuk memperoleh permodalan dari pihak ketiga. Laporan keuangan bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai jalannya usaha tersebut, sehingga menjadi pertimbangan bagi pihak ketiga untuk diberikan bantuan modal usaha.
"Peserta berjumlah 30 orang, pelaku UMKM dari berbagai jenis usaha, seperti perajin palet, akrilik, tali plastik bekas, ban bekas, kaleng, kaca (lampu hias), usaha bengkel motor, usaha pembuatan batako, usaha peternakan ayam, dan usaha kuliner," papar Sahat.
Baca juga: Indocement berikan CSR untuk ruang publik di Kampung B'denk Bogor
Sementara itu, Director Department of Accounting Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Dr Ancella A Hermawan sebagai pemateri mengaku sudah memberikan materi dasar pembuatan laporan keuangan kepada para peserta.
"Merealisasikan pelatihan dari yang sederhana, prinsip-prinsip laporan keuangan yang benar," ujarnya.
Ancella mengatakan, kini Ikatan Akuntan Indonesia sudah menerbitkan standar pelaporan keuangan untuk UMKM, tapi ia menyayangkan justru masih sedikit pelaku UMKM yang bisa membuat laporan keuangan dengan benar.
Baca juga: Indocement sediakan 700 porsi makanan per hari di lokasi bencana Bogor
"Masih banyak UMKM yang laporan keuangannya belum tersusun dengan baik. Sesuai kebijakan pemerintah, salah satu yang diharapkan dari UMKM yang berkembang, mereka harus bisa mengurus administrasi," kata Ancella.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020