Sukabumi (Antaranews Bogor) - Ribuan pembudidaya ikan koi se-Indonesia mengikuti kontes koi yang diselenggarakan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar atau BBPBAT Sukabumi dan Sukabumi Bersatu Koi Club.

"Kegiatan ini adalah kejuaraan rutin yang kami selenggarakan untuk meningkatkan ekonomi dan mengembangkan kualitas koi lokal agar bisa bersaing dengan koi dari impor seperti Jepang. Dan yang paling utama dari kegiatan ini adalah untuk bertukar pikiran tentang metode pembudidayaan ikan hias yang memiliki ekonomis cukup tinggi ini," kata Panitia Kontes Koi Nasional, Ichwan Hamid kepada Antara, Sabtu.

Menurut Hamid, ada sebanyak 1.018 ikan koi yang dikonteskan dari ribuan pembudidaya. Dalam kontes ini, pihaknya juga mengambil juri dari komunitas-komunitas koi terkenal, sehingga penilaiannya pun subjektif. Selain itu, koi yang dikonteskan ini sesuai dengan jenis, ukuran dan warna.

Adapun koi yang dikonteskan seperti Kohaku, Hikarimoyo Mono, Bekko, Taiso Sashoku, Sowa, Utsuri, Tanco, Shusui, Koromo, Hikari Muji/Moyo, Doitsu, Kawari Mono. Selain itu, untuk ukuran yang diperlombakann mulai dari ukuran 5 cm sampai best in size, penilaian koi sendiri dinilai dari kondisi tubuh, warna dan agresifitas.

"Sebenarnya, kontes ini bukan untuk mencari pemenangnya karena kebanyakan pembudidaya yang ikut dalam kejuaraan tingkat nasional ingin menunjukan bahwa koi yang dikonteskan memiliki kualitas yang terbaik dan sudah dipastikan jika kondisinya ikan tersebut menjadi juara atau sampai champion maka harganya pun akan melonjak serta akan menjadi semakin banyak konsumen yang membeli koi dari kontestan tersebut," tambahnya.

Sementara, Perekayasa Genetik Divisi Ikan Hias BBPAT Sukabumi, Yuani Mundayana mengatakan kontes koi yang diselenggarakan ini tujuannya untuk mencari calon bibit ikan yang terbaik dan ikan yang dikonteskan ini adalah ikan lokal atau bukan impor. Ternyata dari hasil penilaian pihaknya selama kontes koi ini, koi lokal dari hasil budidaya pembudidaya koi di Indonesia kualitasnya bisa menyaingin dari ikan impor atau Jepang.

Namun, masih ada kelemahan untuk ikan lokal ini yakni ukurannya tidak sampai ada yang jumbo, karena pada ukuran sekian centimeter atau 55 cm, ikan tersebut sudah tidak bisa besar lagi dan pertumbuhannya pun masih bisa dikatakan lambat jika dibandingkan dengan koi impor.

"Maka dari itu, dengan adanya kontes ini kami akan berupaya berkoordinasi dengan seluruh pembudidaya agar koi asli dari Indonesia bisa menyaingi produk dari impor seperti Jepang. Khusus untuk Sukabumi, koi dari daerah ini cukup baik karena kualitas airnya cocok untuk pengembiakan ikan hias berekonomis tinggi tersebut," kata Yuani.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014