Perguruan tinggi memiliki kontribusi besar dalam menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif di era revolusi industri yang bergerak sangat cepat, sehingga menjadi pilar penting dalam membangun negara.   

Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof. Ari Kuncoro mengatakan UI tentunya akan terus memberikan manfaat bagi masyarakat, dan berkontribusi nyata dalam membangun negeri, khususnya dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing global.

Para pemangku kepentingan UI juga menyadari betul peran dan tanggung jawab UI sebagai agen perubahan bangsa dan sekaligus penopang ekosistem nasional dalam menghadapi era ketidakpastian, disrupsi dan persaingan global saat ini.

Meskipun sudah lebih dari setengah abad UI berperan aktif dalam bidang pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat, namun masyarakat masih menuntut peran aktif dan kontribusi yang lebih besar dalam pemecahan masalah bangsa yang mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan. 

Di era revolusi industri 4.0 saat ini, untuk bergerak maju dan cepat di dalam menyiapkan SDM yang unggul dan kompeten, perguruan tinggi perlu memperoleh dukungan serta sinergi dan kolaborasi triple helix, salah satunya dunia industri.

Pendidikan yang berkualitas merupakan pilar penopang daya saing bangsa. Untuk itu, UI berkomitmen menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi berkualitas untuk membangun SDM yang unggul, kompetitif dan turut berkontribusi pada negara.

Setiap wisuda UI meluluskan ribuan wisudawan dengan predikat cumlaude. Saat wisuda Agustus 2019 UI meluluskan wisudawan sebanyak 8.005 orang dengan 2.650 wisudawan berhasil lulus dengan predikat cumlaude.

Sedangkan pada wisuda Februari 2020, sebanyak 1.007 wisudawan dari 3.995 wisudawan berhasil lulus dengan predikat cumlaude. 

Saat ini UI telah mengintensifkan penggunaan e-learning dalam metode pembelajarannya, bukan saja bagi mahasiswa sendiri namun juga diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat luas di Indonesia. 

Rektor menyebutkan perubahan disrupsi teknologi yang dinamis telah berpengaruh pada kehidupan manusia, terutama dalam cara kita melakukan komunikasi, dan hal tersebut juga mengubah peran dosen dan mahasiswa.

Salah satu akibat teknologi bagi pendidikan tinggi adalah hilangnya dinding dan batas ruang kelas, kampus, wilayah bahkan negara yang pada gilirannya berdampak pada efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.

Sekarang ini yang berkembang dan semakin populer adalah metode Massive Open Online Courses (MOOCs) yang mampu menciptakan forum interaktif antar siswa dan pengajar, sehingga membawa perubahan mendasar dalam cara seseorang memperoleh pengetahuan, sehingga membawa dampak pada pengelolaan sistem pendidikan.

Menurutnya selama 171 tahun mengabdi pada bangsa dan 70 tahun dengan penuh kehormatan menyandang nama bangsa, UI terus berkomitmen menjadi institusi pendidikan tinggi yang berkualitas, unggul, dan mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah pendidikan tinggi global.

Hal ini dibuktikan dengan semakin diakuinya UI di tingkat internasional. Saat ini UI menempati peringkat 296 perguruan tinggi terbaik di dunia, dan peringkat 59 di Asia.

Ketua DPR RI, Puan Maharani mengatakan sumber Daya Manusia adalah kunci untuk mewujudkan masa kejayaan Indonesia. Tentunya agar SDM kita benar-benar menjadi penggerak kejayaan Indonesia maka dunia perguruan tinggi menjadi kunci.

"Apalagi di UI yang saat ini dipandang dunia sebagai universitas nomor 1 di Indonesia," ujarnya.

Lulusan UI sebagai generasi muda yang mewarisi bangsa dan negara Indonesia yang besar dan beragam, harus ikut mengambil peran dan tanggungjawab dalam menjaga Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Maka di usia UI yang ke 70 saya mendorong UI menjadi barometer dunia perguruan tinggi dalam nation and character building, yaitu membentuk manusia Indonesia yang cinta tanah air, percaya diri, dan berkemauan untuk mandiri.

Kami di DPR sangat menantikan ide-ide orisinil dari para pakar di Universitas Indonesia yang akan memperkaya kajian dan pertimbangan dalam penyusunan Undang-Undang.
 
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. Abdul Haris mengatakan kedepannya UI akan menjadi pusat unggulan kompetitif untuk menghasilkan produk riset, karya kreatif dan inovasi, untuk dapat membantu menyejahterakan rakyat dan menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa.

Haris melihat UI mempunyai peran yang sangat penting untuk memberikan penyelesaian bagi seluruh tantangan-tantangan yang ada. UI harus memposisikan diri dengan perannya yang sangat dinantikan oleh masyarakat luas sebagai guru bangsa.

UI punya peran sebagai engine yang mampu membuat kebijakan untuk pendidikan tinggi dan riset yang mengacu kepada pembangunan yang berkelanjutan.

UI juga harus menjadi trendsetter bagi lahirnya inovasi-inovasi pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan yang melahirkan SDM unggul dan kompetitif. 

Kampus berjuluk 'We Are The Yeloow Jacket' harus menjadi panutan dalam riset dan hilirisasi untuk menyejahterakan rakyat dan memenangkan Indonesia dalam persaingan global serta mampu menjadi penopang ekosistem nasional dalam menghadapi era persaingan global. 

Untuk menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat tersebut harus diantisipasi jadi UI harus bersifat adapatif, progresif disamping juga UI harus bisa mandiri dan otonom.

Selain itu UI harus menjadi 'inovation hub' bahwa persoalan itu butuh kontribusi dan peran karena UI sebagai gudangnya knowledge, teknologi, inovasi untuk satu tujuan yaitu mencapai Indonesia maju. 

"UI harus memberikan produk-produk Tridarma Perguruan Tinggi yang berfokus pada SDM, teknologi, daya saing dan pembangunan berkelanjutan untuk penyelesaian masalah bangsa," katanya. 

Selain itu UI pada era digital ini harus menjadi pioner lifelong learning opportunity. Dimana dengan digitalisasi, memungkinkan orang itu bisa belajar melalui distance learning atau pembelajaran jarak jauh. UI harus membuka konsep Massive Online Open Course (MOOC) yang memberikan kesempatan luas kepada masyarakat Indonesia untuk belajar di UI.

Jika matakuliah bisa diakses secara online nanti orang tak perlu lagi datang ke kampus lagi. Ini menjadi tantangan di depan mata.

UI katanya dengan jumlah dosen sekitar 2.500 orang dengan beragam disiplin keilmuan mulai dari rumpun sain teknologi, kesehatan, sosial humaniora maka UI mampu memberikan kontribusi yang lebih nyata.

Dari kemampuan SDM unggul tersebut bisa menghasilkan karya yang lebih inovatif dan terarah untuk menyejahterakan rakyat, sekaligus memenangkan kompetisi global.

Selama ini riset kita masih mempunyai kecenderungan hanya monodisiplin keilmuan saja, padahal tren global menuntut konsep inter, trans, dan multidsiplin kelimuan. 

Kedepannya dengan kekuatan semua rumpun kelimuan tadi kita bisa membangun sebuah orkestrasi dan mobilisasi dengan cepat sehingga arah penyelesaian masalah bangsa bisa terselesaikan dengan baik.


Peringkat terbaik di Indonesia

Universitas Indonesia (UI) berhasil menduduki Peringkat Pertama Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia versi Webometrics Ranking of World Universities 2020.

UI dinilai terbaik di dalam membuka akses publikasi ilmiah sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat dunia melalui jaringan Internet.

Webometrics juga merilis bahwa UI meraih peringkat ke-10 di Asia Tenggara, peringkat 146 di Asia dan peringkat 766 di dunia.

Perolehan ini didasarkan atas keberhasilan UI dalam memenuhi penilaian Webometrics yang terdiri atas empat indikator yaitu Presence merupakan jumlah halaman website dari domain web utama termasuk seluruh subdomain yang ada di perguruan tinggi.

Berikutnya Visibility merupakan jumlah eksternal link unik yang terhubung ke domain web perguruan tinggi (inlinks) yang terekam search engine (Google).

Transparency/Openness merupakan jumlah kutipan dari 110 penulis teratas ; dan Excellence or Scholar merupakan jumlah artikel publikasi ilmiah karya sivitas akademika yang terindeks pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Beberapa perguruan tinggi Indonesia yang masuk ke dalam lima terbaik di Indonesia versi Webometrics 2020 setelah UI yaitu Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas sebelas Maret UNS Surakarta.

Webometrics merupakan sistem perangkingan Perguruan Tinggi se-dunia berbasis website. Webometrics meyakini bahwa kehadiran dan visibilitas web dapat dijadikan indikator kinerja global sebuah universitas. 

Indikator ini mempertimbangkan komitmen pengajaran, hasil penelitian, prestise internasional hingga hubungan dengan masyarakat, termasuk sektor industri dan ekonomi, universitas.

Sementara itu UI juga menduduki peringkat ke-103 yang masuk dalam Top 110 Emerging Economies University Ranking yang mencakup 533 perguruan tinggi dari 47 negara berkembang di dunia.

Lembaga Pemeringkatan Perguruan Tinggi Dunia Times Higher Education (THE) telah merilis Emerging Economies University Rankings 2020 melalui laman https://www.timeshighereducation.com, Rabu (19/2) 2020. 

Dari Indonesia, hanya 6 perguruan tinggi yang berhasil masuk dalam daftar pemeringkatan ini, dan hanya UI yang berada dalam jajaran Top 110. Tahun 2020 adalah tahun ke lima Indonesia masuk dalam pemeringkatan THE. 

Lembaga ini melakukan pemeringkatan berdasarkan aspek performa pengajaran (kegiatan belajar mengajar), kinerja penelitian, transfer dan sharing ilmu, serta cakupan internasional.

Perolehan peringkat yang semakin tinggi dalam pemeringkatan oleh THE ini menunjukkan bahwa UI berkembang semakin baik.

Hal ini merupakan hasil kerja keras UI dalam meningkatkan kapasitas dan kualitas hasil riset, inovasi dan pengabdian masyarakat; memperluas jejaring dan kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi ternama di Asia, Eropa dan Amerika; dan dalam menyelenggarakan program-program yang menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di UI.

Sebagai lokomotif kemajuan perguruan tinggi di Indonesia, UI harus mengembangkan diri lebih cepat dan kuat, sehingga mampu berkontribusi lebih baik dalam meningkatkan mutu SDM Indonesia, menciptakan inovasi yang berdaya guna, membangun kewirausahaan dan menguatkan ekonomi bangsa, serta mengatasi berbagai masalah dan tantangan sosial.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020