Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan akan menambah Desa Tangguh Bencana (Destana) karena masih banyaknya peristiwa bencana yang menelan korban jiwa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Sekarang Destana ada 24, dan ini belum apa-apa. Harus kita tingkatkan lagi. Setiap tahun harus ada peningkatan," ujarnya usai meninjau longsor yang menewaskan satu keluarga di Kampung Cibolang Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menganggap jumlah 24 Destana masih sedikit jika dibandingkan jumlah desa di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor yang mencapai 410 desa, dan 16 kelurahan. Menurutnya, dengan adanya Destana, petugas desa beserta masyarakat akan lebih tanggap dalam hal mitigasi bencana.
"Orang-orangnya dilatih untuk tindakan mitigasi. Ini sangat dibutuhkan dan secara intens dijalankan," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Baca juga: Bupati Ade Yasin memeluk erat remaja yang ditinggal tewas sekeluarga di Bogor
Baca juga: Tragis, satu keluarga di Bogor tewas tertimbun longsor saat tidur
Di samping itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dalam kondisi apapun karena curah hujan di Kabupaten Bogor masih di atas rata-rata, sehingga potensi terjadinya bencana semakin besar.
"Menahan hujan, itu tidak mungkin. Saya sudah instruksikan kades dan camat untuk tetap waspada. Kalau hujan terus menerus, jangan pergi atau meninggalkan tempat. Kita harus siaga, bila ada kejadian yang tidak diinginkan, bisa segera diatasi," tutur Ade Yasin.
Setelah bencana banjir dan longsor di wilayah Barat Kabupaten Bogor menewaskan 11 orang pada awal Januari 2020, kali ini empat orang dalam satu keluarga di Kampung Cibolang, Ciawi, tewas tertimbun puing longsoran.
Baca juga: Hanya 248 keluarga korban bencana di Bogor yang ajukan huntara
Baca juga: 501 pohon dirobohkan untuk bangun huntap korban bencana di Bogor
"Mereka adalah Basri Abdul Latif (45, suami), istrinya Ela (35), kemudian dua anaknya Esa (6) dan Efan 5," ujar Ketua Tagana Kabupaten Bogor, Taufik kepada Antara di lokasi.
Keempatnya ditemukan tertimbun puing di kasur pada pukul 07.00 WIB oleh adik Basri, Dedi (32) yang rumahnya bersebelahan. Menurutnya, pada pukul 03.00 WIB, warga setempat sempat mendengar gemuruh dan jeritan sepintas, dibarengi dengan suara hujan deras.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Sekarang Destana ada 24, dan ini belum apa-apa. Harus kita tingkatkan lagi. Setiap tahun harus ada peningkatan," ujarnya usai meninjau longsor yang menewaskan satu keluarga di Kampung Cibolang Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menganggap jumlah 24 Destana masih sedikit jika dibandingkan jumlah desa di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor yang mencapai 410 desa, dan 16 kelurahan. Menurutnya, dengan adanya Destana, petugas desa beserta masyarakat akan lebih tanggap dalam hal mitigasi bencana.
"Orang-orangnya dilatih untuk tindakan mitigasi. Ini sangat dibutuhkan dan secara intens dijalankan," kata politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Baca juga: Bupati Ade Yasin memeluk erat remaja yang ditinggal tewas sekeluarga di Bogor
Baca juga: Tragis, satu keluarga di Bogor tewas tertimbun longsor saat tidur
Di samping itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dalam kondisi apapun karena curah hujan di Kabupaten Bogor masih di atas rata-rata, sehingga potensi terjadinya bencana semakin besar.
"Menahan hujan, itu tidak mungkin. Saya sudah instruksikan kades dan camat untuk tetap waspada. Kalau hujan terus menerus, jangan pergi atau meninggalkan tempat. Kita harus siaga, bila ada kejadian yang tidak diinginkan, bisa segera diatasi," tutur Ade Yasin.
Setelah bencana banjir dan longsor di wilayah Barat Kabupaten Bogor menewaskan 11 orang pada awal Januari 2020, kali ini empat orang dalam satu keluarga di Kampung Cibolang, Ciawi, tewas tertimbun puing longsoran.
Baca juga: Hanya 248 keluarga korban bencana di Bogor yang ajukan huntara
Baca juga: 501 pohon dirobohkan untuk bangun huntap korban bencana di Bogor
"Mereka adalah Basri Abdul Latif (45, suami), istrinya Ela (35), kemudian dua anaknya Esa (6) dan Efan 5," ujar Ketua Tagana Kabupaten Bogor, Taufik kepada Antara di lokasi.
Keempatnya ditemukan tertimbun puing di kasur pada pukul 07.00 WIB oleh adik Basri, Dedi (32) yang rumahnya bersebelahan. Menurutnya, pada pukul 03.00 WIB, warga setempat sempat mendengar gemuruh dan jeritan sepintas, dibarengi dengan suara hujan deras.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020