Sebanyak tujuh tenaga kerja asing (TKA) yang hendak bekerja di salah satu pabrik garmen di wilayah Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat harus menjalani karantina kesehatan terlebih dahulu untuk dipastikan terbebas dari virus COVID-19.
"Dalam setiap perusahaan yang hendak menggunakan TKA, khususnya dari China, yang bersangkutan harus benar-benar terlebih dahulu steril atau terbebas dari berbagai penyakit, termasuk dari virus COVID-19," kata pengawas ketenagakerjaan wilayah 1 Bogor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Sohuturon Hutapea di Sukabumi, Selasa.
Baca juga: Seluruh TKA China di Sukabumi diperiksa kesehatannya
Menurut dia enam dari tujuh TKA tersebut sudah menjalani masa karantina dan dipastikan tidak terjangkit virus mematikan seperti COVID-19 dan diperbolehkan bekerja di perusahannya di Sukabumi, sementara satu orang lainnya masih dikarantina.
Mereka di karantina di wilayah Tangerang, Banten yang kebetulan perusahaan tempat bekerjanya kantor pusatnya di Tangerang.
Baca juga: Lima TKA Cina tidak langgar keimigrasian Indonesia
Kemungkinan empat sampai lima hari ke depan, TKA yang masih dalam karantina tersebut jika dinyatakan sehat oleh dokter khusus boleh diizinkan untuk bekerja di pabrik garmen yang berada di Sukabumi. Adapun ketujuh WNA itu berasal dari Singapura, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan lainp-lain.
ò
"Sekalipun TKA itu bukan dari China, tetapi seluruh WNA yang masuk, khususnya ke Sukabumi wajib menjalani masa karantina minimal 14 hari dan baru boleh dikirim atau diperkerjakan setelah ada keterangan resmi dari dokter khusus bahwa yang bersangkutan benar-benar sehat dan tidak terjangkit penyakit apapun," tambahnya.
Sohuturon mengatakan pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada seluruh perusahaan yang berada di wilayah I Bogor Disnakertrans Jabar, khususnya yang menggunakan jasa TKA agar tidak langsung diperkerjakan, tetapi harus dikarantina terlebih dahulu.
Meskipun sudah lolos pemeriksaan kesehatan, baik di bandara maupun pelabuhan, TKA yang bekerja wajib menjalani karantina. Tentunya, langkah ini untuk meminimalisasikan sekaligus mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia, demikian Sohuturon Hutapea.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Dalam setiap perusahaan yang hendak menggunakan TKA, khususnya dari China, yang bersangkutan harus benar-benar terlebih dahulu steril atau terbebas dari berbagai penyakit, termasuk dari virus COVID-19," kata pengawas ketenagakerjaan wilayah 1 Bogor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Sohuturon Hutapea di Sukabumi, Selasa.
Baca juga: Seluruh TKA China di Sukabumi diperiksa kesehatannya
Menurut dia enam dari tujuh TKA tersebut sudah menjalani masa karantina dan dipastikan tidak terjangkit virus mematikan seperti COVID-19 dan diperbolehkan bekerja di perusahannya di Sukabumi, sementara satu orang lainnya masih dikarantina.
Mereka di karantina di wilayah Tangerang, Banten yang kebetulan perusahaan tempat bekerjanya kantor pusatnya di Tangerang.
Baca juga: Lima TKA Cina tidak langgar keimigrasian Indonesia
Kemungkinan empat sampai lima hari ke depan, TKA yang masih dalam karantina tersebut jika dinyatakan sehat oleh dokter khusus boleh diizinkan untuk bekerja di pabrik garmen yang berada di Sukabumi. Adapun ketujuh WNA itu berasal dari Singapura, Malaysia, Vietnam, Taiwan dan lainp-lain.
ò
"Sekalipun TKA itu bukan dari China, tetapi seluruh WNA yang masuk, khususnya ke Sukabumi wajib menjalani masa karantina minimal 14 hari dan baru boleh dikirim atau diperkerjakan setelah ada keterangan resmi dari dokter khusus bahwa yang bersangkutan benar-benar sehat dan tidak terjangkit penyakit apapun," tambahnya.
Sohuturon mengatakan pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada seluruh perusahaan yang berada di wilayah I Bogor Disnakertrans Jabar, khususnya yang menggunakan jasa TKA agar tidak langsung diperkerjakan, tetapi harus dikarantina terlebih dahulu.
Meskipun sudah lolos pemeriksaan kesehatan, baik di bandara maupun pelabuhan, TKA yang bekerja wajib menjalani karantina. Tentunya, langkah ini untuk meminimalisasikan sekaligus mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia, demikian Sohuturon Hutapea.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020