Rektor Universitas Indonesia Prof. Ari Kuncoro mengatakan pelajaran tentang Pancasila perlu diubah yakni tidak hanya instruksi tetapi dengan cara cerita yang menyenangkan.
"Kalau pelajaran diberikan dengan hanya instruksi maka hanya jadi pengetahuan saja dan cepat dilupakan," kata Ari Kuncoro usai acara Bincang Seru Mahfud : Inspirasi, Kreasi, Pancasila di Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin.
Dikatakannya kalau pelajaran diceritakan dengan pengalaman maka akan membekas di hati mereka, sehingga mendorong mereka untuk mengetahui topik yang akan mereka dalami.
Baca juga: Dies Natalis UI, Dosen dan mahasiswa Vokasi UI beri hadiah 70 buku
"Dengan pengalaman budaya atau sejarah maka mereka akan mengetahui bahwa Indonesia itu keren," katanya.
Rektor mencontohkan jika nantinya ada rencana ke daerah objek-objek wisata seperti Borobudur, masjid kudus dan lainnya, sehingga akan lebih memperkenalkan Tanah Air kita. Dari situ kita masuk kearifan lokal sejak jaman dahulu.
"Ini penting untuk menceritakan bahwa yang ada sekarang ini warisan legacy kearifan sebelumnya, sehingga timbul kecintaan kepada Tanah Air," ujarnya.
Selain itu kata rektor kecintaan terhadap Indonesia yang sifatnya mengamati budaya juga akan menguatkan kebangsaan misalnya dengan membuat film yang menceritakan karakter bangsa Indonesia seperti film Sang Pencerah yang, tanpa sadar akan memperkuat semangat kebangsaan .
Baca juga: UI terima donasi pendidikan dari Tahir Foundation Rp10 miliar
Rektor lebih lanjut mengatakan ada negara yang sangat pintar dalam memanfaatkan media film untuk meningkatkan semangat kebangsaan yaitu Korea.
Dimana film Korea yang menceriatkan tentang kebudayaan bisa mempertahankan negaranya dari serbuan asing tapi diceritakan dengan semangat romantis.
Menurut dia ini merupakan inspirasi kepada dosen-dosen untuk memberikan kuliah dengan menggunakan narasinya, tanya jawab, dan ada filmya.
"Pendekatan budaya penting karena masuknya lebih gampang jadi tak mendikte hanya memberi kenyataan dan memahami sesuai kapasitas masing-masing. Pendidikan budaya itu yang penting itu bukan waktu di kelas dengan mendapat nilai A tetapi setelah lulus bagaimana implementasinya," ujarnya.
Dalam acara Bincang Seru Mahfud : Inspirasi, Kreasi, Pancasila di Universitas Indonesia (UI), tersebut Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam sambutannya mengatakan pada 2045 Indonesia canangkan sebagai Indonesia emas. Kalau semua berjalan normal maka Indonesia akan menjadi negara kekuatan keempat dunia.
Baca juga: Rektor UI berharap kasus tewasnya Akseyna dituntaskan
Persatuan dan perbedaan adalah kenyataan yang terjadi karena kemerdekaan Indonesia atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
'Kalau ada ancaman karena adanya tawaran baru ideologi," katanya.
Selain Mahfud juga tampil sebagai pembicara yaitu Yenny Wahid (Wahid Institute) turut hadir dalam diskusi “Keadilan Yang Memberdayakan”.
Plt Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Roomilda berharap acara ini dapat mendorong kaum muda untuk mengimplementasikan sendi-sendi Pancasila guna merawat persatuan bangsa agar dapat membawa kejayaan Indonesia di berbagai aspek.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
"Kalau pelajaran diberikan dengan hanya instruksi maka hanya jadi pengetahuan saja dan cepat dilupakan," kata Ari Kuncoro usai acara Bincang Seru Mahfud : Inspirasi, Kreasi, Pancasila di Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin.
Dikatakannya kalau pelajaran diceritakan dengan pengalaman maka akan membekas di hati mereka, sehingga mendorong mereka untuk mengetahui topik yang akan mereka dalami.
Baca juga: Dies Natalis UI, Dosen dan mahasiswa Vokasi UI beri hadiah 70 buku
"Dengan pengalaman budaya atau sejarah maka mereka akan mengetahui bahwa Indonesia itu keren," katanya.
Rektor mencontohkan jika nantinya ada rencana ke daerah objek-objek wisata seperti Borobudur, masjid kudus dan lainnya, sehingga akan lebih memperkenalkan Tanah Air kita. Dari situ kita masuk kearifan lokal sejak jaman dahulu.
"Ini penting untuk menceritakan bahwa yang ada sekarang ini warisan legacy kearifan sebelumnya, sehingga timbul kecintaan kepada Tanah Air," ujarnya.
Selain itu kata rektor kecintaan terhadap Indonesia yang sifatnya mengamati budaya juga akan menguatkan kebangsaan misalnya dengan membuat film yang menceritakan karakter bangsa Indonesia seperti film Sang Pencerah yang, tanpa sadar akan memperkuat semangat kebangsaan .
Baca juga: UI terima donasi pendidikan dari Tahir Foundation Rp10 miliar
Rektor lebih lanjut mengatakan ada negara yang sangat pintar dalam memanfaatkan media film untuk meningkatkan semangat kebangsaan yaitu Korea.
Dimana film Korea yang menceriatkan tentang kebudayaan bisa mempertahankan negaranya dari serbuan asing tapi diceritakan dengan semangat romantis.
Menurut dia ini merupakan inspirasi kepada dosen-dosen untuk memberikan kuliah dengan menggunakan narasinya, tanya jawab, dan ada filmya.
"Pendekatan budaya penting karena masuknya lebih gampang jadi tak mendikte hanya memberi kenyataan dan memahami sesuai kapasitas masing-masing. Pendidikan budaya itu yang penting itu bukan waktu di kelas dengan mendapat nilai A tetapi setelah lulus bagaimana implementasinya," ujarnya.
Dalam acara Bincang Seru Mahfud : Inspirasi, Kreasi, Pancasila di Universitas Indonesia (UI), tersebut Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD dalam sambutannya mengatakan pada 2045 Indonesia canangkan sebagai Indonesia emas. Kalau semua berjalan normal maka Indonesia akan menjadi negara kekuatan keempat dunia.
Baca juga: Rektor UI berharap kasus tewasnya Akseyna dituntaskan
Persatuan dan perbedaan adalah kenyataan yang terjadi karena kemerdekaan Indonesia atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
'Kalau ada ancaman karena adanya tawaran baru ideologi," katanya.
Selain Mahfud juga tampil sebagai pembicara yaitu Yenny Wahid (Wahid Institute) turut hadir dalam diskusi “Keadilan Yang Memberdayakan”.
Plt Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI Roomilda berharap acara ini dapat mendorong kaum muda untuk mengimplementasikan sendi-sendi Pancasila guna merawat persatuan bangsa agar dapat membawa kejayaan Indonesia di berbagai aspek.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020