Bogor (Antaranews Bogor) - Pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sempat diwarnai aksi boikot oleh sejumlah wartawan baik cetak maupun elektronik yang bertugas meliput kegiatan, Kamis.

Aksi boikot dilakukan dengan membuang ID pers Mukernas yang dimiliki wartawan. Sikap tersebut ditunjukkan wartawan karena kecewa dengan panitia yang mengusir wartawan keluar dari rapat tertutup saat hendak mengabadikan kedatangan Surya Darma Ali.

"Padahal kita hanya mau mengambil gambar kedatangan Surya Darma Ali, dan meminta wawancana sebentar terkait kedatangannya," ujar Wawan kontributor Banten TV.

Kedatangan Ketua UMUM PPP Suryadharma Ali dalam Mukernas ketiga tersebut mendapat pengawalan ketat baik oleh panitia maupun Satgas partai berlambang Ka`bah tersebut.

Surya Darma Ali tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, sejumlah wartawan yang ingin mengambil momen kedatangannya langsung terlibat aksi dorong-dorongan dengan Satgas PPP hingga ke dalam ruang rapat.

Bahkan saat wartawan yang hendak mewawancarai Surya Darma Ali langsung dihadang Satgas dan mengusir wartawan keluar dari ruang.

"Padahal sehari sebelumnya kita boleh masuk untuk mengambil gambar," ujarnya.

Sementara itu, kedatangan Surya Darma Ali dalam Mukernas tersebut telah memulihkan kembali hubungan antara Ketua Umum dengan seluruh pimpinan wilayah.

Surya Darma Ali datang ke acara Mukernas dengan menggunakan kendaraan pribadi sebagai Ketua Umum untuk menyelesaikan konflik internal yang terjadi di dalam tubuh partai tersebut.

Kehadiran Surya Darma Ali dalam acara Mukernas menepis wacana pelengseran dirinya yang selama ini digagas oleh kubu Emron Pangkapi tidak terlaksana.

Menurut Sekrertaris Jenderal (Sekjen) PPP M Romahurmuziy usai membacakan keputusan Mukernas, Surya Darma Ali memberikan kata sambutan dan menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh hadirin yang ada.

"Islah ditandai dengan saling berjabat tangan, dan Surya Darma Ali juga menyampaikan permintaan maafnya. Dengan islah ini artinya koalisi yang dilakukan dianggap tidak ada, dimulai lagi dari awal, koalisi akan dibahas setelah Rapimnas," ujar Romahurmuziy yang akrab disapa Romi.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014