Atlet renang nasional I Gede Siman Sudartawa mengatakan bahwa persiapan pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Indonesia belum maksimal sebab kerap dilakukan secara mendadak menjelang kejuaraan.
“Persiapannya (kurang). Kita kan Pelatnasnya juga katanya ada break, belum tau juga mulainya kapan,” ujar Siman ditemui di Jakarta, Kamis.
Dengan Pelatnas yang dilakukan mendadak, maka atlet Indonesia, menurutnya tidak akan bisa menyaingi kualitas atlet luar negeri seperti Singapura yang pada SEA Games 2019 lalu sangat mendominasi pada cabang renang.
Siman menambahkan, program Pelatnas di Singapura berjalan berkelanjutan dan tanpa putus. Bahkan seusai SEA Games 2019 Filipina, tim Singapura saat ini tengah melakukan training camp di Australia untuk persiapan Olimpiade 2020 Tokyo.
Apabila Indonesia juga mau berprestasi di kejuaraan multi event maupun olimpiade, Siman berujar, maka pemerintah harus segera memulai program Pelatnas yang setidaknya berjalan selama satu tahun.
Baca juga: Agus Prayogo persembahkan medali emas pertama atletik untuk Indonesia
“Pelatnas itu satu tahun minimal karena saat SEA Games 2017, kita dapat empat emas kan itu satu tahun persiapannya,” kata perenang asal Bali itu.
Pada SEA Games 2019 Filipina, hasil timnas renang Indonesia memang gagal mencapai target meraih empat medali emas. Mereka hanya mampu menyumbangkan satu keping emas melalui Siman pada nomor 50 m gaya punggung.
“Harapannya persiapan lebih baik lagi, bukan persiapan instan atau singkat yang hanya tiga bulan. Karena renang gak boleh ada waktu kosongnya. Kalau berhenti renang tiga hari saja, water feel-nya beda banget,” ucapnya.
Hingga saat ini, Siman mengaku belum mengetahui kapan tepatnya Pelatnas akan dimulai. Ia kini tengah beristirahat sepulang berkompetisi di SEA Games 2019, dan akan kembali berlatih pada Januari tahun depan bersama klubnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
“Persiapannya (kurang). Kita kan Pelatnasnya juga katanya ada break, belum tau juga mulainya kapan,” ujar Siman ditemui di Jakarta, Kamis.
Dengan Pelatnas yang dilakukan mendadak, maka atlet Indonesia, menurutnya tidak akan bisa menyaingi kualitas atlet luar negeri seperti Singapura yang pada SEA Games 2019 lalu sangat mendominasi pada cabang renang.
Siman menambahkan, program Pelatnas di Singapura berjalan berkelanjutan dan tanpa putus. Bahkan seusai SEA Games 2019 Filipina, tim Singapura saat ini tengah melakukan training camp di Australia untuk persiapan Olimpiade 2020 Tokyo.
Apabila Indonesia juga mau berprestasi di kejuaraan multi event maupun olimpiade, Siman berujar, maka pemerintah harus segera memulai program Pelatnas yang setidaknya berjalan selama satu tahun.
Baca juga: Agus Prayogo persembahkan medali emas pertama atletik untuk Indonesia
“Pelatnas itu satu tahun minimal karena saat SEA Games 2017, kita dapat empat emas kan itu satu tahun persiapannya,” kata perenang asal Bali itu.
Pada SEA Games 2019 Filipina, hasil timnas renang Indonesia memang gagal mencapai target meraih empat medali emas. Mereka hanya mampu menyumbangkan satu keping emas melalui Siman pada nomor 50 m gaya punggung.
“Harapannya persiapan lebih baik lagi, bukan persiapan instan atau singkat yang hanya tiga bulan. Karena renang gak boleh ada waktu kosongnya. Kalau berhenti renang tiga hari saja, water feel-nya beda banget,” ucapnya.
Hingga saat ini, Siman mengaku belum mengetahui kapan tepatnya Pelatnas akan dimulai. Ia kini tengah beristirahat sepulang berkompetisi di SEA Games 2019, dan akan kembali berlatih pada Januari tahun depan bersama klubnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019