Korea Selatan menutup 10 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada Selasa sebagai bagian dari kampanye anti-polusi mereka, menurut Kementerian Energi.
Penutupan itu terjadi setelah pemerintah bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya akan menon-aktifkan sebanyak 15 PLTU batu bara antara Desember hingga Februari, sementara pembangkit yang tersisa diharapkan mampu memasok daya yang cukup.
Melalui pernyataan Senin sore Kementerian Energi menyebutkan 41 PLTU batu bara akan beroperasi dengan kapasitas 80 persen.
Korea Selatan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, mengoperasikan sekitar 60 PLTU batu bara, dengan menghasilkan sekitar 40 persen listrik mereka.
Tenaga nuklir menyumbang sekitar 30 persen dari listrik Korea Selatan, disusul oleh tenaga gas dengan sekitar 20 persen. Para analis memprediksikan pengurangan PLTU batu bara akan memberikan sedikit dorongan terhadap permintaan LNG negara tersebut.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Penutupan itu terjadi setelah pemerintah bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya akan menon-aktifkan sebanyak 15 PLTU batu bara antara Desember hingga Februari, sementara pembangkit yang tersisa diharapkan mampu memasok daya yang cukup.
Melalui pernyataan Senin sore Kementerian Energi menyebutkan 41 PLTU batu bara akan beroperasi dengan kapasitas 80 persen.
Korea Selatan, negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, mengoperasikan sekitar 60 PLTU batu bara, dengan menghasilkan sekitar 40 persen listrik mereka.
Tenaga nuklir menyumbang sekitar 30 persen dari listrik Korea Selatan, disusul oleh tenaga gas dengan sekitar 20 persen. Para analis memprediksikan pengurangan PLTU batu bara akan memberikan sedikit dorongan terhadap permintaan LNG negara tersebut.
Sumber: Reuters.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019