Sebanyak 5 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 23 warga Kota Bogor diberangkatkan menuju Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Keberangkatan mereka secara resmi dilepas oleh Wali Kota Bogor Bima Arya di halaman Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Bogor, Jalan Semeru, Bogor Tengah, Sabtu (30/11/2019).

“Insya Allah bapak dan ibu sekeluarga akan memulai babak baru, hidup baru. Atas nama Pemkot Bogor izinkan saya menyampaikan ucapan selamat karena bapak ibu telah membuat keputusan yang berani tapi tentunya penuh dengan persiapan untuk mengawali kehidupan yang Insya Allah lebih baik dan penuh dengan barokah,” ungkap Bima Arya dalam sambutannya.

Baca juga: Jadwal Kerja Pemkot Bogor Jawa Barat Jumat 29 November 2019

Bahkan, Bima Arya menyatakan ingin menengok peserta program transmigrasi asal Kota Bogor suatu saat nanti.

“Saya mendoakan mudah-mudahan langkah ini penuh dengan keberkahan, mudah-mudahan di sana diberikan kekuatan untuk berikhtiar untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Insya Allah nanti saya akan menengok ke sana. Saya bahagia sekali bersama-sama di sini. Insya Allah kita dipertemukan lagi,” ujar Bima.

Di tempat yang sama, Kepala Disnakertrans Kota Bogor Samson Purba mengungkapkan warga yang berangkat ini memiliki semangat dan motivasi tinggi. Terbukti mulai dari proses perekrutan sekitar 7 bulan lalu, mereka terus mengikuti tahapan demi tahapan, tidak pernah ingin mundur.

“Malah mereka lebih aktif menanyakan dan akhirnya hari ini mereka diberangkatkan oleh Bapak Wali Kota Bima Arya,” terang Samson.

Baca juga: Bogor Kota Sehat

Samson menambahkan, tidak sekedar administrasi kependudukannya, peserta transmigrasi ini juga telah dibantu untuk pengurusan pemindahan Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat.

“Kami juga ikut memindahkan sekolah anak-anaknya ke Mamuju. 5 KK ini berbeda-beda profesi sebelumnya. Ada yang sebelumnya driver ojek online, sopir angkot dan pekerja serabutan. Di Mamuju Tengah mereka akan mendapatkan 1 hektar lahan yang bisa dimanfaatkan untuk tahun pertama, tahun ketiga mendapatkan 2 hektar, tahun kelima sertifikat keluar,” jelasnya.

Lahan tersebut, kata dia, akan dimanfaatkan peserta transmigrasi untuk pertanian. “Di sana mereka akan bertani. Kebetulan iklim daerah yang dituju itu sama seperti daerah Puncak, Bogor. Jadi, mereka akan bertani palawija. Meski latar belakang sebelumnya bukan petani, mereka sudah diberikan pelatihan pertanian selama dua minggu di Cianjur. ” katanya.

Untuk kebutuhan tempat tinggal, peserta transmigrasi asal Kota Bogor sudah disiapkan tempat tinggal yang jauh lebih nyaman dari tiga tahun sebelumnya.

“Karena sekarang di sana mereka mendapatkan rumah yang sudah tembok permanen dan alat-alat rumah tangga kita penuhi semua. Layak sekali. Karena pakai tipe 36 untuk rumah. Sudah ada akses jalan, air bersih dan  tiang listrik sudah ada artinya listrik akan masuk. Sementara kami fasilitasi genset dulu. Untuk kebutuhan hidup kami berikan selama 12 bulan,” bebernya.

Baca juga: Pemkot Bogor pelajari dua opsi atasi kerugian PDJT

Sebelumnya, sejak 2010 sudah ada 13 KK yang diberangkatkan dalam program transmigrasi ini, seperti ke wilayah Kalimantan dan Lampung.

“Yang memberikan jaminan hidup itu kita sistemnya sharing biaya, ada dari kementerian, daerah tujuan dan daerah asal. Kita untuk mendapatkan program ini harus berdasarkan kuota dari Kementerian.  Tahun depan akan kami berangkatkan 2-3 KK tergantung kuota yang diberikan. Yang siap ada 10 KK dari Kota Bogor,” pungkasnya.

Pewarta: Oleh: Humas Setdakot Bogor

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019