Wali Kota Cimahi, Jawa,Barat, Ajay Muhammad Priyatna menyebut peristiwa kebakaran pipa minyak Pertamina yang terjadi di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi merupakan buah dari buruknya koordinasi dan komunikasi pihak perusahaan pelaksana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Pihak perusahaan proyek kereta cepat harus bertanggung jawab terhadap dampak dari kebakaran besar yang terjadi pada Selasa (22/10) tersebut.
Baca juga: Kebakaran pipa minyak di Cimahi, pemadaman api berlangsung sekitar tiga jam
“Komunikasi tidak begitu baik, padahal sudah dikasih tau ada utilitas (pipa pertamina) di sini (di sekitar wilayah pengerjaan proyek). Tadi sudah diterangkan bahwa utilitas di sini sebenarnya sudah mau dipindahkan, tinggal menunggu beberapa saat tapi sudah kejadian (kebakaran),” kata Ajay di Cimahi, Kamis.
Dia mengaku sudah menghubungi direktur PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) untuk membahas kejadian kebakaran tersebut dan rencananya pertemuan tersebut akan dilaksanakan pekan depan. Sejauh ini, pihak Pemerintah Kota Cimahi masih mendata total kerugian yang dialami warga.
Baca juga: Pipa Pertamina di pinggir Tol Padalarang-Buah Batu terbakar
Menurutnya pihak perusahaan harus teliti dalam melakukan pekerjaan meski ia menyadari bahwa proyek kereta cepat itu merupakan program pembangunan nasional yang harus didukung. Pihak perusahaan menurutnya tidak boleh mengabaikan keselamatan kerja apalagi mengabaikan keselamatan bersama.
"Karena ini (proyek) sudah diberitahu oleh pihak Pertamina bahwa ada utilitas yang membahayakan. Yang kami sayangkan itu (komunikasi yang buruk), bukan pembangunannya. Koordinasi (jangan) semau-maunya (seenaknya),” kata dia.
Seperti diketahui, seorang petugas operator alat berat yang merupakan WNA bernama Li Xuangfeng dikabarkan tewas akibat kebakaran pipa minyak sejak pukul 14.00 WIB, Selasa (22/10) di lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.
Baca juga: Sterilisasi, Pertamina sedot minyak sisa kebakaran pipa di Cimahi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Pihak perusahaan proyek kereta cepat harus bertanggung jawab terhadap dampak dari kebakaran besar yang terjadi pada Selasa (22/10) tersebut.
Baca juga: Kebakaran pipa minyak di Cimahi, pemadaman api berlangsung sekitar tiga jam
“Komunikasi tidak begitu baik, padahal sudah dikasih tau ada utilitas (pipa pertamina) di sini (di sekitar wilayah pengerjaan proyek). Tadi sudah diterangkan bahwa utilitas di sini sebenarnya sudah mau dipindahkan, tinggal menunggu beberapa saat tapi sudah kejadian (kebakaran),” kata Ajay di Cimahi, Kamis.
Dia mengaku sudah menghubungi direktur PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) untuk membahas kejadian kebakaran tersebut dan rencananya pertemuan tersebut akan dilaksanakan pekan depan. Sejauh ini, pihak Pemerintah Kota Cimahi masih mendata total kerugian yang dialami warga.
Baca juga: Pipa Pertamina di pinggir Tol Padalarang-Buah Batu terbakar
Menurutnya pihak perusahaan harus teliti dalam melakukan pekerjaan meski ia menyadari bahwa proyek kereta cepat itu merupakan program pembangunan nasional yang harus didukung. Pihak perusahaan menurutnya tidak boleh mengabaikan keselamatan kerja apalagi mengabaikan keselamatan bersama.
"Karena ini (proyek) sudah diberitahu oleh pihak Pertamina bahwa ada utilitas yang membahayakan. Yang kami sayangkan itu (komunikasi yang buruk), bukan pembangunannya. Koordinasi (jangan) semau-maunya (seenaknya),” kata dia.
Seperti diketahui, seorang petugas operator alat berat yang merupakan WNA bernama Li Xuangfeng dikabarkan tewas akibat kebakaran pipa minyak sejak pukul 14.00 WIB, Selasa (22/10) di lokasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.
Baca juga: Sterilisasi, Pertamina sedot minyak sisa kebakaran pipa di Cimahi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019