Palang Merah Indonesia membentuk relawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) dari berbagai wilayah yang mempunyai ancaman risiko bencananya tinggi bertujuan untuk membangun ketangguhan berbasis ekosistem dan investasi.
"Peran sibat di masyarakat telah menjalankan berbagai programnya dengan berbasiskan ekosistem dan investasi melalui pendekatan Pengelolaan risiko terpadu (integrated risk management) yang telah di implementasikan di masyarakat," kata Kepala Divisi penanggulang Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu.
Menurutnya integrated risk management atau IRM adalah sebuah pendekatan dalam upaya membangun ketangguhan bencana dimasyarakat dengan menggabungkan pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB) dan adaptasi perubahan iklim dan restorasi lingkungan alam.
Baca juga: PMI meluncurkan buku panduan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
Upaya ini dilakukan PMI dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat agar dengan kapasitas dan sumber daya yang dimilikinya dapat tangguh dan mampu menurunkan tingkat risiko dampak bencana yang terjadi diwilayahnya dengan berbasiskan ekosistem dan investasi melalui pendekatan IRM.
Pendekatan ini sudah dilakukan PMI di berbagai daerah terutama di lokasi intervensi program yang memiliki ancaman risiko bencana yang tinggi. Salah satunya strategi yang sudah berhasil seperti yang dilakukan Sibat PMI di Kabupaten Demak dan Batang.
Dil okasi ini, relawan Sibat Demak berhasil mengubah kawasan pantai yang rusak menjadi ekowisata reduksi rumah edukasi silvo fishery. Selain itu, berhasil disulap menjadi kawasan hutan mangrove mini seluas satu hektare dengan konsentrasi rehabilitasi hutan mangrove serta upaya mitigasi dari gelombang pasang dan banjir.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi membentuk relawan Sibat
Lanjut dia, olahan buah mangrove pun sudah bisa dimanfaatkan masyarakat desa untuk menambah penghasilan, diantanya kepiting jantan telor, ikan tambak goreng, udang goreng dan cumi-cumi kecap manis.
Hal serupa juga telah sukses dilakukan oleh tim Sibat dari berbagai daerah seperti Aceh dan Lombok Barat serta Bengkulu dengan melakukan pembibitan mangrove dan budidaya tanaman produktif yang dipadukan dengan restorasi ekosistem.
Daerah lainya yang juga dijadikan percontohan dan kesuksesan Sibat seperti PMI Kabupaten Malang dengan budidaya rumput odot untuk mitigasi ancaman gunung api. Kemudian Sibat PMI solo dengan kesuksesan vertical garden dan akar wangi disusul daerah Sikka dan Lembata dengan penanaman sorgum.
Baca juga: PMI terapkan strategi starespon berbasis forecast hadapi bencana hidrometeorologi
Tidak kalah menariknya yang dilakukan Sibat PMI Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara yang sukses dan menjadi percontohan dalam pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim dalam pengelolaan manajemen sampah, kampanye, penghijauan, mitigasi struktural ruang terbuka hijau (RTH).
"Semua keberhasilan ini dilakukan sebagai upaya pendekatan dalam upaya membangun ketangguhan bencana di masyarakat dengan menggabungkan pendekatan PRB dan adapatasi perubahan iklim," tambahnya.
Dalam pelaksanannya pihaknya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti dari IFRC, Palang Merah Amerika (Amcross), Palang Merah Jepang (JRCS), Zurich Insurance Foundation, Palang Merah Australia, Palang Merah Belanda, akademisi, serta dari berbagai lembaga lainnya yang terlibat didalammnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Peran sibat di masyarakat telah menjalankan berbagai programnya dengan berbasiskan ekosistem dan investasi melalui pendekatan Pengelolaan risiko terpadu (integrated risk management) yang telah di implementasikan di masyarakat," kata Kepala Divisi penanggulang Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu.
Menurutnya integrated risk management atau IRM adalah sebuah pendekatan dalam upaya membangun ketangguhan bencana dimasyarakat dengan menggabungkan pendekatan pengurangan risiko bencana (PRB) dan adaptasi perubahan iklim dan restorasi lingkungan alam.
Baca juga: PMI meluncurkan buku panduan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat
Upaya ini dilakukan PMI dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat agar dengan kapasitas dan sumber daya yang dimilikinya dapat tangguh dan mampu menurunkan tingkat risiko dampak bencana yang terjadi diwilayahnya dengan berbasiskan ekosistem dan investasi melalui pendekatan IRM.
Pendekatan ini sudah dilakukan PMI di berbagai daerah terutama di lokasi intervensi program yang memiliki ancaman risiko bencana yang tinggi. Salah satunya strategi yang sudah berhasil seperti yang dilakukan Sibat PMI di Kabupaten Demak dan Batang.
Dil okasi ini, relawan Sibat Demak berhasil mengubah kawasan pantai yang rusak menjadi ekowisata reduksi rumah edukasi silvo fishery. Selain itu, berhasil disulap menjadi kawasan hutan mangrove mini seluas satu hektare dengan konsentrasi rehabilitasi hutan mangrove serta upaya mitigasi dari gelombang pasang dan banjir.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi membentuk relawan Sibat
Lanjut dia, olahan buah mangrove pun sudah bisa dimanfaatkan masyarakat desa untuk menambah penghasilan, diantanya kepiting jantan telor, ikan tambak goreng, udang goreng dan cumi-cumi kecap manis.
Hal serupa juga telah sukses dilakukan oleh tim Sibat dari berbagai daerah seperti Aceh dan Lombok Barat serta Bengkulu dengan melakukan pembibitan mangrove dan budidaya tanaman produktif yang dipadukan dengan restorasi ekosistem.
Daerah lainya yang juga dijadikan percontohan dan kesuksesan Sibat seperti PMI Kabupaten Malang dengan budidaya rumput odot untuk mitigasi ancaman gunung api. Kemudian Sibat PMI solo dengan kesuksesan vertical garden dan akar wangi disusul daerah Sikka dan Lembata dengan penanaman sorgum.
Baca juga: PMI terapkan strategi starespon berbasis forecast hadapi bencana hidrometeorologi
Tidak kalah menariknya yang dilakukan Sibat PMI Kabupaten Bogor dan Jakarta Utara yang sukses dan menjadi percontohan dalam pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim dalam pengelolaan manajemen sampah, kampanye, penghijauan, mitigasi struktural ruang terbuka hijau (RTH).
"Semua keberhasilan ini dilakukan sebagai upaya pendekatan dalam upaya membangun ketangguhan bencana di masyarakat dengan menggabungkan pendekatan PRB dan adapatasi perubahan iklim," tambahnya.
Dalam pelaksanannya pihaknya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti dari IFRC, Palang Merah Amerika (Amcross), Palang Merah Jepang (JRCS), Zurich Insurance Foundation, Palang Merah Australia, Palang Merah Belanda, akademisi, serta dari berbagai lembaga lainnya yang terlibat didalammnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019