Ketua Umum Ormas Front Komunitas Indonesia Satu (FKI-1) M Julian Manurung mengimbau pihak rektorat di perguruan tinggi manapun untuk aktif berkomunikasi dengan para mahasiswa, termasuk memberitahu mahasiswa terkait isu-isu aktual yang menjadi perhatian publik.
"Kalau para pimpinan perguruan tinggi aktif berkomunikasi, sangat dimungkinkan bahwa aspirasi yang diusung para mahasiswa sebagai kaum terpelajar akan lebih tepat sasaran dan lebih bermanfaat dibandingkan dengan orasi dan berteriak-teriak di jalan," katanya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Unjuk rasa DPR, orasi serta tuntutan terus disuarakan
Baca juga: Unjuk rasa pelajar, Mendikbud cegah dengan keluarkan surat edaran
Julian mengemukakan keterangan tersebut terkait maraknya demo mahasiswa, bahkan pelajar di beberapa kota di Indonesia. Garis besar tuntutan mereka adalah seputar beberapa RUU yang kemudian telah ditunda pengesahannya oleh DPR. Pemerintah juga didesak membatalkan revisi UU KPK yang baru disahkan DPR.
Menurut Ketua Umum FKI-1, bukan hanya berkomunikasi, pihak rektorat juga perlu menyampaikan hasil-hasil kajian akademis terhadap rancangan undang-undang atau terhadap berbagai rencana maupun pelaksanaan kebijakan pemerintah serta mengarahkan mahasiswa untuk berdiskusi dengan pihak legislatif atau eksekutif.
"Jika langkah-langkah itu dilakukan dengan baik, saya yakin penyampaian aspirasi mahasiswa akan berjalan dengan baik serta tidak akan ada demo-demo yang berjalan anarkis sampai menimbulkan kerusakan fasilitas-fasilitas umum bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa," katanya.
Baca juga: Ambulans bawa batu, MER-C nyatakan tuduhan itu sebuah kesalahan
Baca juga: Zulkifli Hasan: Pimpinan dan anggota MPR RI menyatakan dukacita
Ia juga berpendapat bahwa bisa saja para pimpinan perguruan tinggi, baik rektor universitas-universitas negeri maupun swasta diminta pertanggungjawabannya terkait demo anarkis yang dilakukan para mahasiswanya.
Namun pimpinan ormas independen itu juga menyatakan bahwa demo mahasiswa sah-sah saja asalkan tidak bersifat anarkis, sebab demo membuktikan kepada dunia internasional bahwa 'civil society' di Indonesia mempunyai ruang yang luas untuk berekspresi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kalau para pimpinan perguruan tinggi aktif berkomunikasi, sangat dimungkinkan bahwa aspirasi yang diusung para mahasiswa sebagai kaum terpelajar akan lebih tepat sasaran dan lebih bermanfaat dibandingkan dengan orasi dan berteriak-teriak di jalan," katanya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Unjuk rasa DPR, orasi serta tuntutan terus disuarakan
Baca juga: Unjuk rasa pelajar, Mendikbud cegah dengan keluarkan surat edaran
Julian mengemukakan keterangan tersebut terkait maraknya demo mahasiswa, bahkan pelajar di beberapa kota di Indonesia. Garis besar tuntutan mereka adalah seputar beberapa RUU yang kemudian telah ditunda pengesahannya oleh DPR. Pemerintah juga didesak membatalkan revisi UU KPK yang baru disahkan DPR.
Menurut Ketua Umum FKI-1, bukan hanya berkomunikasi, pihak rektorat juga perlu menyampaikan hasil-hasil kajian akademis terhadap rancangan undang-undang atau terhadap berbagai rencana maupun pelaksanaan kebijakan pemerintah serta mengarahkan mahasiswa untuk berdiskusi dengan pihak legislatif atau eksekutif.
"Jika langkah-langkah itu dilakukan dengan baik, saya yakin penyampaian aspirasi mahasiswa akan berjalan dengan baik serta tidak akan ada demo-demo yang berjalan anarkis sampai menimbulkan kerusakan fasilitas-fasilitas umum bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa," katanya.
Baca juga: Ambulans bawa batu, MER-C nyatakan tuduhan itu sebuah kesalahan
Baca juga: Zulkifli Hasan: Pimpinan dan anggota MPR RI menyatakan dukacita
Ia juga berpendapat bahwa bisa saja para pimpinan perguruan tinggi, baik rektor universitas-universitas negeri maupun swasta diminta pertanggungjawabannya terkait demo anarkis yang dilakukan para mahasiswanya.
Namun pimpinan ormas independen itu juga menyatakan bahwa demo mahasiswa sah-sah saja asalkan tidak bersifat anarkis, sebab demo membuktikan kepada dunia internasional bahwa 'civil society' di Indonesia mempunyai ruang yang luas untuk berekspresi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019