Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Universitas Pakuan (Unpak) mengepung gedung Balaikota Bogor, Jawa Barat, Selasa, sebagai bentuk menyampaikan aspirasi mahasiswa ke Presiden Joko Widodo dan DPR RI melalui Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Presiden Mahasiswa (Presma) Unpak, Ramdhani menyebutkan bahwa beberapa poin yang disampaikan antara lain, menolak pelemahan institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menolak RKUHP, menolak RUU Pertanahan, dan mengecam pencemaran lingkungan.
Baca juga: Rektor UP: Sampaikan aspirasi dengan pertimbangan ketentuan hukum yang berlaku
Di samping itu, mahasiswa yang memadati area Balaikota itu juga mengecam atas tindakan represif aparat kepolisian yang sempat baku hantam dengan mahasiswa Unpak saat aksi pada tanggal 20 September lalu di Tugu Kujang, Kota Bogor.
"Kita juga mengecam pembakaran hutan di Pekan Baru Riau, Kalimantan, dan di seluruh titik kebakaran hutan di Indonesia," ujar Ramdhani kepada Antara di sela-sela melakukan aksi.
Mahasiswa yang bergerombol itu tiba di Balaikota Bogor sekitar pukul 13.00 WIB, mereka melakukan aksi longmarch dari Kampus Universitas Pakuan melalui Tugu Kujang ke Balaikota. Sebelum akhirnya masuk ke area Balaikota, para mahasiswa sempat melakukan aksi orasi di depan pintu pagar.
"Estimasi mahasiswa yang ikut akhi hari ini ada 2.000 mahasiswa," kata Ramdhani.
Baca juga: Demo, ribuan mahasiswa kembali penuhi depan gerbang gedung DPR/MPR
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Bogor Kota, Kompol Prasetyo Purbo menyebutkan bahwa Polresta mengerahkan 400 personel untuk mengamankan aksi mahasiswa di dua titik Kota Bogor. Titik pertama di Balaikota, sedangkan satu titik lainnya di Tugu Kujang.
"Seluruh personil yang terlibat mengedepankan tindakan pre-emtif, preventif dan represif sesuai prosedur hukum yang berlaku," kata Pras.(KR-MFS).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Presiden Mahasiswa (Presma) Unpak, Ramdhani menyebutkan bahwa beberapa poin yang disampaikan antara lain, menolak pelemahan institusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menolak RKUHP, menolak RUU Pertanahan, dan mengecam pencemaran lingkungan.
Baca juga: Rektor UP: Sampaikan aspirasi dengan pertimbangan ketentuan hukum yang berlaku
Di samping itu, mahasiswa yang memadati area Balaikota itu juga mengecam atas tindakan represif aparat kepolisian yang sempat baku hantam dengan mahasiswa Unpak saat aksi pada tanggal 20 September lalu di Tugu Kujang, Kota Bogor.
"Kita juga mengecam pembakaran hutan di Pekan Baru Riau, Kalimantan, dan di seluruh titik kebakaran hutan di Indonesia," ujar Ramdhani kepada Antara di sela-sela melakukan aksi.
Mahasiswa yang bergerombol itu tiba di Balaikota Bogor sekitar pukul 13.00 WIB, mereka melakukan aksi longmarch dari Kampus Universitas Pakuan melalui Tugu Kujang ke Balaikota. Sebelum akhirnya masuk ke area Balaikota, para mahasiswa sempat melakukan aksi orasi di depan pintu pagar.
"Estimasi mahasiswa yang ikut akhi hari ini ada 2.000 mahasiswa," kata Ramdhani.
Baca juga: Demo, ribuan mahasiswa kembali penuhi depan gerbang gedung DPR/MPR
Sementara itu, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Bogor Kota, Kompol Prasetyo Purbo menyebutkan bahwa Polresta mengerahkan 400 personel untuk mengamankan aksi mahasiswa di dua titik Kota Bogor. Titik pertama di Balaikota, sedangkan satu titik lainnya di Tugu Kujang.
"Seluruh personil yang terlibat mengedepankan tindakan pre-emtif, preventif dan represif sesuai prosedur hukum yang berlaku," kata Pras.(KR-MFS).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019