Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI) yang terdiri dari 4 orang dosen dan 30 mahasiswa Vokasi UI menggelar Pelatihan skill Fisioterapi dan Okupasi Terapi bagi para guru pendidik anak-anak berkebutuhan khusus di SLB Nusantara Kota Depok Jawa Barat.

Ketua Tim Pengabdi yang juga Dosen Program Studi Fisioterapi Aditya Denny di kampus UI Depok, Jumat menuturkan kemampuan ajar dalam bidang Fisioterapi dan Okupasi Terapi sangat penting dimiliki guru SLB mengingat anak-anak disabilitas memerlukan perhatian khusus baik dalam permasalahan kesehatan, kemandirian beraktivitas dan masalah psikososial.

"Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus, maka kami melibatkan dokter, terapi wicara, psikolog serta kelompok mahasiswa dengan melakukan pemeriksaan gangguan fisik, tumbuh kembang dan keluhan kesehatan anak," katanya.

Baca juga: Vokasi UI dorong ekonomi masyarakat melalui UMKM

Para tim Pengmas ini memberikan pelatihan kemampuan dalam mendidik anak-anak berkebutuhan khusus berbasis fisioterapi dan okupasi terapi terkait kemandirian seperti skill memindahkan dari tempat tidur ke kursi roda, skill dalam beraktivitas sehari-hari seperti toileting, mandi, makan memakai baju. Kegiatan ini sendiri melibatkan 70 murid, 15 orang guru dan pengasuh dengan pendamping dokter.

Tim Pengmas Vokasi UI juga menggandeng psikolog dari Fakultas Psikologi UI yang memberikan pemahaman tentang aspek psikologis yang perlu diperhatikan dari sisi orang tua, guru, masyarakat dan anak-anak disabilitas dan dokter THT.

Selain itu, tim Pengmas juga menggandeng Akademi Terapi Wicara Jakarta dan Surakarta untuk memberikan screening dan terapi wicara bagi anak-anak disabilitas yang mengalami gangguan makan, menelan dan wicara lainnya.

Baca juga: Mahasiswa vokasi UI latih pemasaran digital warga binaan
Baca juga: Wisudawan Vokasi UI capai 99 persen lulus tepat waktu

Setelah pelatihan selesai, program akan dilanjutkan dengan beberapa aksi lainnya yaitu rekomendasi pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas dan rumah sakit, pemberian alat bantu kemandirian dan pelatihan intensif terstruktur bagi para guru dengan pendampingan teknis selama satu bulan melalui program rehabilitasi bersumberdaya masyarakat (RBM) oleh mahasiswa.

"Anak-anak itu adalah aset bangsa dan akan tumbuh menjadi orang dewasa sehingga harus mampu mandiri, sebisa mungkin kita persiapkan mereka sejak dini dalam batas kemampuan maksimal untuk berkembang sehingga mampu mandiri dan produktif," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah SLB Nusantara Sujono menuturkan bahwa acara semacam ini dapat memberi kesan positif yang mendalam bagi anak-anak. "Acara ini akan sangat diingat oleh anak-anak, akan tertanam kesan positif mendalam yang akan meningkatkan semangat dalam belajar dan aktifitas lainnya di sekolah," ujarnya.

SLB Nusantara yang menjadi penerima manfaat program ini telah berdiri sejak 1989 dengan 120 orang murid dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas ini memiliki jenis disabilitas antara lain tuna rungu, tuna grahita, tuna wicara, tuna netra, down syndrome, autism, cerebral palsy dan keterbelakangan mental.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019