Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan pendanaan dari USAID/OFDA melalui Palang Merah Amerika bekerja sama untuk melaksanakan program kesiapsiagaan bencana dan ketangguhan masyarakat dalam merespon potensi bencana gempa bumi.
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di komunitas perkotaan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan individu serta pemberdayaan masyarakat di wilayah rawan gempa bumi,'' kata Ketua Bidang Penanganan Bencana PMI Pusat Letjen TNI (Purn) Sumarsono melalui sambungan telepon, Jumat (23/8).
Program yang dinamai Indonesia Earthquake Readiness ini akan memulai program selama satu tahun di dua wilayah intervensi, yaitu Kota Sukabumi Jawa Barat dan Banyuwangi Jawa Timur. Penentuan wilayah tersebut berdasarkan hasil kajian dan penilaian kerentanan terhadap potensi risiko ancaman gempa bumi di dua lokasi program.
Selain itu, target pencapaian dari program ini adalah bagaimana mendorong serta memperkuat kapasitas PMI di semua tingkatan dengan memperluas kemitraan publik dan swasta serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya tanggap terhadap potensi bencana gempa bumi.
Ia menambahkan, tujuan jangka panjang program adalah bagaimana mendorong pemangku kebijakan yaitu pemerintah kota/kabupaten dan mitra lainnya untuk mensinergikan program dan kebijakan yang terkait dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
Sejumlah kegiatan terkait program akan dilakukan bersama masyarakat setelah mendapatkan hasil riset data awal (baseline) yang dilakukan konsultan dan relawan PMI mengenai budaya dan struktur masyarakat.
"Beberapa kegiatan program nantinya berbentuk membangun kemitraan tentang kebijakan pengurangan risiko gempa bumi, kampanye pengurangan risiko bencana, pelatihan di PMI dan masyarakat terutama tentang membangun rumah ramah gempa,” katanya menambahkan.
Sementara, Country Representative American Red Rross (Amcross) Kendall Repass mengatakan sejak 2014 Amcross sudah bekerja sama dengan PMI dalam berbagai program kegiatan, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam penanggulangan bencana serta program lainnya.
Program yang bekerja sama dengan PMI ini bukan kali pertama, melainkan sudah berjalan sebelumnya dengan berbagai keberhasilan program yang sudah dilakukan sebelumnya.
"Melalui program kerja sama saat ini kita berharap adanya upaya peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat terutama dalam konteks perubahan perilaku dalam upaya kesiapsiagaan bencana gempa bumi," katanya.
Hal senada juga ditambahkan Regional advisor Usaid (Ofda) Indonesia Harland Hale, pihaknya sangat senang bisa bekerja sama dan mendukung dalam program kesiapsiagaan bencana gempa ini terutama dalam upaya penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal perkotaan dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi.
"Kita semua tahu eksistensi PMI saat ini sudah banyak berperan membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana dalam berbagai kondisi,, baik dalam tahap kesiapsiagaan bencana maupun pada saat tanggap darurat dan pemulihan" katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana gempa bumi di komunitas perkotaan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan individu serta pemberdayaan masyarakat di wilayah rawan gempa bumi,'' kata Ketua Bidang Penanganan Bencana PMI Pusat Letjen TNI (Purn) Sumarsono melalui sambungan telepon, Jumat (23/8).
Program yang dinamai Indonesia Earthquake Readiness ini akan memulai program selama satu tahun di dua wilayah intervensi, yaitu Kota Sukabumi Jawa Barat dan Banyuwangi Jawa Timur. Penentuan wilayah tersebut berdasarkan hasil kajian dan penilaian kerentanan terhadap potensi risiko ancaman gempa bumi di dua lokasi program.
Selain itu, target pencapaian dari program ini adalah bagaimana mendorong serta memperkuat kapasitas PMI di semua tingkatan dengan memperluas kemitraan publik dan swasta serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam upaya tanggap terhadap potensi bencana gempa bumi.
Ia menambahkan, tujuan jangka panjang program adalah bagaimana mendorong pemangku kebijakan yaitu pemerintah kota/kabupaten dan mitra lainnya untuk mensinergikan program dan kebijakan yang terkait dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi.
Sejumlah kegiatan terkait program akan dilakukan bersama masyarakat setelah mendapatkan hasil riset data awal (baseline) yang dilakukan konsultan dan relawan PMI mengenai budaya dan struktur masyarakat.
"Beberapa kegiatan program nantinya berbentuk membangun kemitraan tentang kebijakan pengurangan risiko gempa bumi, kampanye pengurangan risiko bencana, pelatihan di PMI dan masyarakat terutama tentang membangun rumah ramah gempa,” katanya menambahkan.
Sementara, Country Representative American Red Rross (Amcross) Kendall Repass mengatakan sejak 2014 Amcross sudah bekerja sama dengan PMI dalam berbagai program kegiatan, baik dalam bidang kesehatan maupun dalam penanggulangan bencana serta program lainnya.
Program yang bekerja sama dengan PMI ini bukan kali pertama, melainkan sudah berjalan sebelumnya dengan berbagai keberhasilan program yang sudah dilakukan sebelumnya.
"Melalui program kerja sama saat ini kita berharap adanya upaya peningkatan kapasitas dan pengetahuan masyarakat terutama dalam konteks perubahan perilaku dalam upaya kesiapsiagaan bencana gempa bumi," katanya.
Hal senada juga ditambahkan Regional advisor Usaid (Ofda) Indonesia Harland Hale, pihaknya sangat senang bisa bekerja sama dan mendukung dalam program kesiapsiagaan bencana gempa ini terutama dalam upaya penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat lokal perkotaan dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi.
"Kita semua tahu eksistensi PMI saat ini sudah banyak berperan membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan bencana dalam berbagai kondisi,, baik dalam tahap kesiapsiagaan bencana maupun pada saat tanggap darurat dan pemulihan" katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019