Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan sekitar 40.000 masker untuk dibagikan kepada masyarakat khususnya yang terdampak bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seperti di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Masker ini kita kirim ke Kalsel dan Kalimantan Barat masing-masing 20 ribu masker untuk masyarakat, yang proses pembagiannya akan mengerahkan relawan PMI di lokasi terdampak karhutla," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi melalui sambungan telepon, Rabu (7/8).
Langkah yang dilakukan pihaknya ini upaya untuk mencegah sejak dini warga terserang penyakit pernapasan akibat sering menghirup asap yang berasal dari karhutla. Sehingga minimalnya masker ini bisa melindungi warga dari menghirup langsung asap akibat kebakaran itu.
Menurut dia, seluruh relawan dan staf PMI yang berada di lokasi bencana itu agar selalu waspada dan siaga antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuhnya korban jiwa.
Hingga saat ini relawan pun sudah diturunkan untuk membantu petugas gabungan dari unsur pemerintahan, TNI, Polri, relawan dan lembaga terkait lainnya dalam proses pemadaman dan mengendalikan api agar karhutla ini tidak terus meluas.
"Kami pun sudah menyiaga petugas medis untuk memberikan pelayanan kepada warga terdampak karhutla untuk meminimalisasikan dampak khususnya di bidang kesehatan masyarakat akibat bencana tersebut," katanya menambahkan.
Arifin mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan PMI di semua kota dan kabupaten terdampak karhutla agar mengaktifkan Tim Satgasnya untuk memberikan promosi kesehatan dan layanan kesehatan serta mobilisasi tangki air untuk bantuan pemadaman.
Sementara, Wakil Sekretaris PMI Kabupaten Banjar M Jazuli Rahman menambahkan pihaknya sudah membagikan masker kepada masyarakat di beberapa lokasi yang terdampak langsung kabut asap akibat karhutla.
Selain itu relawan PMI pun dikerahkan juga untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini penting karena sebagian besar kebakaran itu disebabkan oleh manusia. "Sebagian besar dampak dari bencana ini akibat ulah manusia, sehingga harus diedukasi karena jika sudah kebakaran seperti ini akan sangat sulit dipadamkan apalagi api terus menjalar," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Masker ini kita kirim ke Kalsel dan Kalimantan Barat masing-masing 20 ribu masker untuk masyarakat, yang proses pembagiannya akan mengerahkan relawan PMI di lokasi terdampak karhutla," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi melalui sambungan telepon, Rabu (7/8).
Langkah yang dilakukan pihaknya ini upaya untuk mencegah sejak dini warga terserang penyakit pernapasan akibat sering menghirup asap yang berasal dari karhutla. Sehingga minimalnya masker ini bisa melindungi warga dari menghirup langsung asap akibat kebakaran itu.
Menurut dia, seluruh relawan dan staf PMI yang berada di lokasi bencana itu agar selalu waspada dan siaga antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti jatuhnya korban jiwa.
Hingga saat ini relawan pun sudah diturunkan untuk membantu petugas gabungan dari unsur pemerintahan, TNI, Polri, relawan dan lembaga terkait lainnya dalam proses pemadaman dan mengendalikan api agar karhutla ini tidak terus meluas.
"Kami pun sudah menyiaga petugas medis untuk memberikan pelayanan kepada warga terdampak karhutla untuk meminimalisasikan dampak khususnya di bidang kesehatan masyarakat akibat bencana tersebut," katanya menambahkan.
Arifin mengatakan pihaknya sudah menginstruksikan PMI di semua kota dan kabupaten terdampak karhutla agar mengaktifkan Tim Satgasnya untuk memberikan promosi kesehatan dan layanan kesehatan serta mobilisasi tangki air untuk bantuan pemadaman.
Sementara, Wakil Sekretaris PMI Kabupaten Banjar M Jazuli Rahman menambahkan pihaknya sudah membagikan masker kepada masyarakat di beberapa lokasi yang terdampak langsung kabut asap akibat karhutla.
Selain itu relawan PMI pun dikerahkan juga untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini penting karena sebagian besar kebakaran itu disebabkan oleh manusia. "Sebagian besar dampak dari bencana ini akibat ulah manusia, sehingga harus diedukasi karena jika sudah kebakaran seperti ini akan sangat sulit dipadamkan apalagi api terus menjalar," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019