Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila (UP), Dr Budhi Muliawan Suyitno menyatakan mahasiswa Universitas Pancasila juga menekankan selain kecerdasaran akademik tapi juga kecerdasan sosial yang memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Leuwisadeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Jadi bukan hanya dibangku sekolah cerdasnya tapi juga dilapangan untuk dapat banyak membantu masyarakat. Inilah yang dibutuhkan untuk memimpin masa depan," kata Budhi usai menghadiri penutupan Pengabdian Masyarakat FTUP di Desa Leuwisadeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan para mhasiswa banyak yang menunda sidang demi pengabdian masyrakat untuk berbakti kepada masyarakat. Mereka antusias. Kegiatan ini memberikan motivasi bagi fakultas lain untuk berbagi dan mengembangkan diri mereka.
"Sebagai dekan saya hanya mendorong mereka punya potensi untuk terus dikembangkan," katanya.
Kegiatan Teknik Pancasil Bangun Desa ini merupakan hal yang positif. Mereka juga telah dibekali kegiatan untuk membentuk karakter. Dan ini suatu kebanggaan bagi mereka. Mereka punya nilai yang bermafaat untuk maysrakat.
"Para mahasiswa ini telah membangun jalan sepanjang 1 kilometer lebih," katanya.
Baca juga: Kepsek SDN Sindangwangi Bogor apresiasi Universitas Pancasila
Mahasiswa FTUP ini mempunyai kemampuan itu, dengan keterbatasan dana dan waktu dan masih bisa membantu meringankan warga di desa. Kita ingin desa Leuwisadeng ini bisa menjadi desa percontohan desa yang hijau.
"Selanjutnya kita juga akan mengembangkan energi listrik yang mandiri, dari sampah. untuk menjadi percontohan," katanya.
Budhi menyatakan melihat perlu ada konsistensi antar angkatan dalam menjalankan program bangun desa ini, sehingga angkatan berikutnya bisa meneruskan program tersebut agar menjadi lebih baik.
"Penting sekali menjaga konsistensi. Ini suatu program yang keberlanjutan. Memberikan semangat kita untuk berkembang terus sehingga mahasiswapun kreatif. Hasilnya diluar ekspektasi kami," jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia Teknik Pancasila Bangun Desa, Muhammad Yusuf mengatakan selama ini tantangan yang saya rasakan ada kurangya kepecerayaan dari masyrakat setempat ketika para mahasiswa datang pertama kali.
Namun setelah kita berjalan Alhamdulillah masyarakat sangat mendukung kita. Masyarakat sangat antusaias dan pada saat kita mengakhiri program ini mereka anak-anak desa dan warga nangis karena merasa ditinggalkan, karena mempunyai ikatan batin yang luar biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Jadi bukan hanya dibangku sekolah cerdasnya tapi juga dilapangan untuk dapat banyak membantu masyarakat. Inilah yang dibutuhkan untuk memimpin masa depan," kata Budhi usai menghadiri penutupan Pengabdian Masyarakat FTUP di Desa Leuwisadeng Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Ia mengatakan para mhasiswa banyak yang menunda sidang demi pengabdian masyrakat untuk berbakti kepada masyarakat. Mereka antusias. Kegiatan ini memberikan motivasi bagi fakultas lain untuk berbagi dan mengembangkan diri mereka.
"Sebagai dekan saya hanya mendorong mereka punya potensi untuk terus dikembangkan," katanya.
Kegiatan Teknik Pancasil Bangun Desa ini merupakan hal yang positif. Mereka juga telah dibekali kegiatan untuk membentuk karakter. Dan ini suatu kebanggaan bagi mereka. Mereka punya nilai yang bermafaat untuk maysrakat.
"Para mahasiswa ini telah membangun jalan sepanjang 1 kilometer lebih," katanya.
Baca juga: Kepsek SDN Sindangwangi Bogor apresiasi Universitas Pancasila
Mahasiswa FTUP ini mempunyai kemampuan itu, dengan keterbatasan dana dan waktu dan masih bisa membantu meringankan warga di desa. Kita ingin desa Leuwisadeng ini bisa menjadi desa percontohan desa yang hijau.
"Selanjutnya kita juga akan mengembangkan energi listrik yang mandiri, dari sampah. untuk menjadi percontohan," katanya.
Budhi menyatakan melihat perlu ada konsistensi antar angkatan dalam menjalankan program bangun desa ini, sehingga angkatan berikutnya bisa meneruskan program tersebut agar menjadi lebih baik.
"Penting sekali menjaga konsistensi. Ini suatu program yang keberlanjutan. Memberikan semangat kita untuk berkembang terus sehingga mahasiswapun kreatif. Hasilnya diluar ekspektasi kami," jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia Teknik Pancasila Bangun Desa, Muhammad Yusuf mengatakan selama ini tantangan yang saya rasakan ada kurangya kepecerayaan dari masyrakat setempat ketika para mahasiswa datang pertama kali.
Namun setelah kita berjalan Alhamdulillah masyarakat sangat mendukung kita. Masyarakat sangat antusaias dan pada saat kita mengakhiri program ini mereka anak-anak desa dan warga nangis karena merasa ditinggalkan, karena mempunyai ikatan batin yang luar biasa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019