Bogor, 10/1 (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Mughni Al-Maaliki Kabupaten Bogor, Jawa Barat KH Mustofa Mughni menyatakan, bagi kalangan pesantren, jurnalistik dapat menjadi wahana dakwah.

"Jadi, jurnalisme bukan sekadar sebagai keterampilan, namun bisa untuk melakukan dakwah di tengah masyarakat," katanya di Bogor, Selasa.

Terkait hal itu, Ponpes Daarul Mughni Al-Maaliki mendorong para santrinya menguasai keterampilan menulis yang baik, dengan menggalakkan pendidikan dan pelatihan jurnalistik, serta penerbitan majalah bulanan.

"Selepas lulus dari pesantren, santri memiliki tugas utama untuk berdakwaah di tengah masyarakat. Dakwah dapat dilakukan dengan metode lisan, yaitu melalui orasi atau tabligh, dan dapat dilakukan pula melalui tulisan di media massa," katanya.

Oleh karena itu, mulai Januari 2012, Mustofa menggalakkan pendidikan jurnalistik di pesantren yang terletak di Jalan Alternatif Jonggol, Desa Cikahuripan, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

KH Mustofa Mughni mengatakan, keterampilan tulis menulis perlu dikuasai dengan baik oleh santri.

"Santri jangan hanya membekali diri dengan ilmu agama saja, namun harus mengasah berbagai keterampilan. Salah satunya adalah keterampilan jurnalistik," katanya.

Sebagai upaya memberikan rangsangan dan motivasi bagi santri untuk menekuni dunia tulis menulis, pada Sabtu (7/12), Ponpes Daarul Mughni Al-Maaliki menggagas Stadium General Pendidikan Jurnalistik, yang diikuti 1.000 orang, dan menghadirkan praktisi media, Ahmad Fahir, M.Si, sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Ahmad Fahir yang pernah malang melintang di berbagai media massa lokal dan nasional mengemukakan, pendidikan jurnalistik perlu ditanamkan sejak dini di pesantren.

"Bagi saya jurnalistik bukan hanya soal profesi, melainkan juga
sebagai ladang untuk melakukan dakwaah melalui tulisan atau 'dakwah bil qalam'. Karena itu, santri harus menguasai jurnalistik dengan baik," ujar alumnus Magister Komunikasi Pembangunan Pascasarjana IPB ini.

Lebih lanjut, Fahir yang juga sebagai kontributor media "NU Online" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu mengutarakan, santri perlu menguasai jurnalistik, karena tamatan pesantren perlu menyebar dan berdiaspora ke berbagai bidang.

"Tamatan pesantren jangan hanya jadi guru ngaji saja, namun harus tersebar ke berbagai bidang, termasuk menekuni profesi jurnalistik," ujarnya.

Penyebaran alumni pesantren ke berbagai bidang, tambah Fahir, diharapkan dapat memberikan "feedback" atau timbal balik yang baik, yaitu pemberian warna atau pesan dakwah bagi masyarakat sekaligus sebagai kesempatan pembelaran bagi pesantren untuk mengembangkan sektor-sektor profesional.

Sementara itu, penanggung jawab pendidikan jurnalistik Ponpes Daarul Mughni Al-Maaliki, Ustadz Hadzik mengatakan, ke depan pihaknya akan menjadikan keterampilan jurnalistik sebagai salah satu kegiatan ekstra kulikuler santri.

"Kami akan terus memberikan motivasi dan pelatihan bagi santri untuk terus belajar jurnalistik," kata lulusan Pesantren Modern Daarul Rahman Jakarta.

Rencananya, pada Februari mendatang Ponpes Daarul Mughni Al-Maaliki akan meluncurkan Majalah Bulanan "Madani" alias "Ma'had Daarul Mughni Al-Maaliki", yang berisi seputar kegiatan dan informasi perkembangan pesantren terbesar di belahan timur Kabupaten Bogor itu.

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012