Banyaknya keluhan masyarakat mengenai marak pengamen di jalanan Kota Bogor, Jawa Barat membuat Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim berinisiatif membuatkan zona khusus musisi jalanan di taman kota.
"Komplain masyarakat ke kita tinggi soal pengamen di jalanan. Kita buatkan zona supaya seniman jalanan tidak terlalu liar, jadi harus dikoordinasikan," ujar mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada ANTARA di Bogor, Kamis.
Ia mengaku telah mengonsep wadah musisi jalan berupa panggung kecil di beberapa taman kota yang lokasinya belum ditentukan. Nantinya, para pengamen yang kerap keluar masuk angkot dan rumah makan di tepian jalan bisa bergantian tampil di zona musisi jalanan.
"Modelnya seperti orang mengekspresikan diri bukan mengasongkan diri. Terkait dengan pola pengumpulan uangnya nanti kita lihat," kata Dedie.
Menurutnya, Dinas Sosial (Dinsos) dengan Dinas Perumahan dan Permukiman akan berkolaborasi untuk menjalankan program tersebut. Ketika programnya sudah berjalan lancar, Dedie mengatakan akan menggenjot Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk lebih tegas menindak pengamen jalanan.
Sementara itu, Pembina Komunitas Jalanan Hery saat ditemui Dedie beberapa waktu lalu mengaku antusias atas rencana zonasi musisi jalanan. Ia berterimakasih karena menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menaruh peduli terhadap nasib musisi jalanan.
"Tentunya kami juga akan mencoba berkomunikasi dengan enam komunitas musisi jalanan lainnya, untuk ikut mensosialisasikan kepada ratusan musisi dan seniman jalanan yang ada di Kota Bogor," ujarnya.
Hery berharap Pemkot Bogor menaruh komitmen atas gagasan Dedie A Rachim. Sehingga, bukan hanya menyelesaikan salah satu permasalahan sosial di Kota Bogor, melainkan juga bisa menjadi cerminan bagi Pemerintah Daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Komplain masyarakat ke kita tinggi soal pengamen di jalanan. Kita buatkan zona supaya seniman jalanan tidak terlalu liar, jadi harus dikoordinasikan," ujar mantan Direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu kepada ANTARA di Bogor, Kamis.
Ia mengaku telah mengonsep wadah musisi jalan berupa panggung kecil di beberapa taman kota yang lokasinya belum ditentukan. Nantinya, para pengamen yang kerap keluar masuk angkot dan rumah makan di tepian jalan bisa bergantian tampil di zona musisi jalanan.
"Modelnya seperti orang mengekspresikan diri bukan mengasongkan diri. Terkait dengan pola pengumpulan uangnya nanti kita lihat," kata Dedie.
Menurutnya, Dinas Sosial (Dinsos) dengan Dinas Perumahan dan Permukiman akan berkolaborasi untuk menjalankan program tersebut. Ketika programnya sudah berjalan lancar, Dedie mengatakan akan menggenjot Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk lebih tegas menindak pengamen jalanan.
Sementara itu, Pembina Komunitas Jalanan Hery saat ditemui Dedie beberapa waktu lalu mengaku antusias atas rencana zonasi musisi jalanan. Ia berterimakasih karena menurutnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menaruh peduli terhadap nasib musisi jalanan.
"Tentunya kami juga akan mencoba berkomunikasi dengan enam komunitas musisi jalanan lainnya, untuk ikut mensosialisasikan kepada ratusan musisi dan seniman jalanan yang ada di Kota Bogor," ujarnya.
Hery berharap Pemkot Bogor menaruh komitmen atas gagasan Dedie A Rachim. Sehingga, bukan hanya menyelesaikan salah satu permasalahan sosial di Kota Bogor, melainkan juga bisa menjadi cerminan bagi Pemerintah Daerah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019