Palang Merah Indonesia (PMI) mengerahkan personel ke lokasi banjir yang melanda Kota Samarinda, Kalimantan Timur, untuk membantu penanganan bencana khususnya korban yang hingga kini rumahnya masih digenangi air.
"Kami melakukan respons tanggap darurat dengan mengerahkan sumber daya, baik relawan dan peralatan pendukung lainnya. Pengerahan personel ini setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menetapkan status tanggap darurat bencana," kata Kepala Markas PMI Provinsi Kaltim Mesdiono Matali melalui sambungan telpon, Minggu.
Selain itu PMI Provinsi Kalimantan Timur beserta PMI Kota Samarinda menurunkan tiga unit ambulans untuk membantu warga membutuhkan pertolongan. Seperti dengan mengevakuasi seorang Ibu hamil yang terjebak banjir di Jalan Gunung Lingai ke klinik Merdeka.
Saat ini juga sukarelawan PMI sedang melakukan observasi terkait dampak yang diakibatkan dari bencana tersebut, serta tetap melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Sukarelawan yang diterjunkan tersebut memberikan pelayanan kepada korban 24 jam, sehingga jika ada korban yang membutuhkan bantuan, dengan cepat personel menuju ke lokasi.
Informasi yang dihimpun, hujan yang mengguyur Kota Samarinda sejak Sabtu, (8/6) malam hingga Minggu (9/6/2019) pagi ini, membuat sebagian besar wilayah tergenang banjir. Banjir ini juga terjadi pada 6 Juni yang disebabkan hujan dengan intensitas sedang mengguyur Kota Samarinda sepanjang hari. Akibatnya beberapa ruas jalan tergenang dan permukiman kebanjiran.
Hingga saat ini hujan masih turun dan banjir pun belum surut dengan rata-rata ketinggian 20 cm sampai 100 cm. Dari pantauan relawan PMI yang bertugas di lapangan pada pukul 12.00 WITA tinggi air di Sungai Karang Mumus sempat mencapai 80 cm namun perlahan surut dan terakhir ketinggiannya di angka 65 cm.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kami melakukan respons tanggap darurat dengan mengerahkan sumber daya, baik relawan dan peralatan pendukung lainnya. Pengerahan personel ini setelah Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menetapkan status tanggap darurat bencana," kata Kepala Markas PMI Provinsi Kaltim Mesdiono Matali melalui sambungan telpon, Minggu.
Selain itu PMI Provinsi Kalimantan Timur beserta PMI Kota Samarinda menurunkan tiga unit ambulans untuk membantu warga membutuhkan pertolongan. Seperti dengan mengevakuasi seorang Ibu hamil yang terjebak banjir di Jalan Gunung Lingai ke klinik Merdeka.
Saat ini juga sukarelawan PMI sedang melakukan observasi terkait dampak yang diakibatkan dari bencana tersebut, serta tetap melakukan evakuasi warga yang terjebak banjir. Sukarelawan yang diterjunkan tersebut memberikan pelayanan kepada korban 24 jam, sehingga jika ada korban yang membutuhkan bantuan, dengan cepat personel menuju ke lokasi.
Informasi yang dihimpun, hujan yang mengguyur Kota Samarinda sejak Sabtu, (8/6) malam hingga Minggu (9/6/2019) pagi ini, membuat sebagian besar wilayah tergenang banjir. Banjir ini juga terjadi pada 6 Juni yang disebabkan hujan dengan intensitas sedang mengguyur Kota Samarinda sepanjang hari. Akibatnya beberapa ruas jalan tergenang dan permukiman kebanjiran.
Hingga saat ini hujan masih turun dan banjir pun belum surut dengan rata-rata ketinggian 20 cm sampai 100 cm. Dari pantauan relawan PMI yang bertugas di lapangan pada pukul 12.00 WITA tinggi air di Sungai Karang Mumus sempat mencapai 80 cm namun perlahan surut dan terakhir ketinggiannya di angka 65 cm.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019