Bogor (Antara) - Pemerintah Kota Bogor membentuk tim baru yang akan melibatkan Komunitas Pengguna Transporstasi Baranangsiang (KPTB) dalam mencari solusi penyelesaian revitalisasi dan optimalisasi aset Terminal Baranangsiang.
"Dalam tim ini kami akan diskusikan `site plan` atau rencana pembangunan. Rekan-rekan dari KPTB dapat memberikan solusi baiknya seperti apa, mana yang dirasa kurang betul nanti diperbaiki bersama," kata Plh Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarif Hidayat di Bogor, Selasa.
Ade menyebutkan rencana pembentukan tim baru ini dibahas dalam rapat koordinasi yang telah digelar Senin (8/7) yang difasilitasi Kepolisian Resor Bogor Kota.
Tim yang akan dibentuk tersebut akan diketuai langsung oleh Plh Sekretaris Daerah Kota Bogor sendiri. Tim tersebut nantinya tidak akan mempengaruhi keberadaan tim evaluasi sebelumnya yang sudah dibentuk pasca aksi pemblokiran yang pertama pada 5 Juni lalu.
"Kami akan mengakomodir semua aspirasi dari rekan-rekan KPTB, karena akan sangat rugi sekali jika Pemerintah Kota melakukan pembangunan tapi di satu sisi tidak disukai masyarakat," kata Ade.
Ade mengatakan dengan hadirnya KPTB dalam tim tersebut dapat lebih teliti melihat rencana pembangunan seperti yang diinginkan semua pihak termasuk warga di Terminal.
Sementara itu, Ketua KPTB Dedy Mihardi Arief menyebutkan pembentukan tim oleh Pemerintah Kota Bogor dalam mencarikan solusi Terminal Baranangsiang merupakan tahap awal.
Ia mengatakan pihaknya tetap pada komitmen untuk memperjuangkan kepentingan terminal, pedagang kaki lima, angkutan kota dan semua yang berkaitan dengan terminal.
"Kami tetap komitmen dengan apa yang menjadi perjuangan kami, silahkan saja revitalisasi Terminal Baranangsiang, tapi fungsi terminal tidak dihilangkan, dan komunitas tetap diakomodir di teminal. Kami akan lebih waspada, ini jadi ranah yang harus dipertahankan, jika masih ada arogansi pemerintah, kami akan sikapi seperti kemarin," katanya.
Rencana pembangunan optimalisasi aset Terminal Baranangsiang menjadi perjalanan panjang Pemerintah Kota Bogor dalam merevitalisasi terminal tersebut setelah mendapatkan penolakan dari komunitas pengguna Terminal Baranangsiang.
Untuk ke dua kalinya aksi blokade tol Jagorawi di sekitar Terminal Baranangsiang mewarnai rencana Wali Kota Bogor yang memaksakan keputusan revitalisasi terminal dengan mengalokasikan sebagian lahan untuk hotel dan mal.
Aksi penutupan jalan ini sudah yang ke dua kalinya terjadi. Pertama dilakukan 5 Juni, selama kurang lebih tiga jam akses jalan menuju dan dari Kota Bogor di sekitar Terminal Baranangsiang ditutup. Aksi berikutnya terjadi 7 Juli, selama enam jam Jalan Pajajaran tertutup.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Dalam tim ini kami akan diskusikan `site plan` atau rencana pembangunan. Rekan-rekan dari KPTB dapat memberikan solusi baiknya seperti apa, mana yang dirasa kurang betul nanti diperbaiki bersama," kata Plh Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarif Hidayat di Bogor, Selasa.
Ade menyebutkan rencana pembentukan tim baru ini dibahas dalam rapat koordinasi yang telah digelar Senin (8/7) yang difasilitasi Kepolisian Resor Bogor Kota.
Tim yang akan dibentuk tersebut akan diketuai langsung oleh Plh Sekretaris Daerah Kota Bogor sendiri. Tim tersebut nantinya tidak akan mempengaruhi keberadaan tim evaluasi sebelumnya yang sudah dibentuk pasca aksi pemblokiran yang pertama pada 5 Juni lalu.
"Kami akan mengakomodir semua aspirasi dari rekan-rekan KPTB, karena akan sangat rugi sekali jika Pemerintah Kota melakukan pembangunan tapi di satu sisi tidak disukai masyarakat," kata Ade.
Ade mengatakan dengan hadirnya KPTB dalam tim tersebut dapat lebih teliti melihat rencana pembangunan seperti yang diinginkan semua pihak termasuk warga di Terminal.
Sementara itu, Ketua KPTB Dedy Mihardi Arief menyebutkan pembentukan tim oleh Pemerintah Kota Bogor dalam mencarikan solusi Terminal Baranangsiang merupakan tahap awal.
Ia mengatakan pihaknya tetap pada komitmen untuk memperjuangkan kepentingan terminal, pedagang kaki lima, angkutan kota dan semua yang berkaitan dengan terminal.
"Kami tetap komitmen dengan apa yang menjadi perjuangan kami, silahkan saja revitalisasi Terminal Baranangsiang, tapi fungsi terminal tidak dihilangkan, dan komunitas tetap diakomodir di teminal. Kami akan lebih waspada, ini jadi ranah yang harus dipertahankan, jika masih ada arogansi pemerintah, kami akan sikapi seperti kemarin," katanya.
Rencana pembangunan optimalisasi aset Terminal Baranangsiang menjadi perjalanan panjang Pemerintah Kota Bogor dalam merevitalisasi terminal tersebut setelah mendapatkan penolakan dari komunitas pengguna Terminal Baranangsiang.
Untuk ke dua kalinya aksi blokade tol Jagorawi di sekitar Terminal Baranangsiang mewarnai rencana Wali Kota Bogor yang memaksakan keputusan revitalisasi terminal dengan mengalokasikan sebagian lahan untuk hotel dan mal.
Aksi penutupan jalan ini sudah yang ke dua kalinya terjadi. Pertama dilakukan 5 Juni, selama kurang lebih tiga jam akses jalan menuju dan dari Kota Bogor di sekitar Terminal Baranangsiang ditutup. Aksi berikutnya terjadi 7 Juli, selama enam jam Jalan Pajajaran tertutup.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013