Bekasi (Antarabogor) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, melakukan upaya preventif penyebaran virus flu burung di Kelurahan Jakamulya, Bekasi Selatan, pascameninggalnya seorang warga setempat akibat virus tersebut.
"Serangkaian upaya preventif itu, antara lain, menggelar sosialisasi seputar bahaya flu burung kepada warga, serta penyemprotan gas disinfektan di beberpa titik yang disinyalir sebagai sumber virus," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispera Kota Bekasi Satia Sriwijayanti di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, sosialisasi seputar bahaya virus flu disampaikan pihaknya kepada warga sekitar Kompleks Masnaga yang menjadi tempat tingal pasien di Puskesmas Pembantu Jakamulya.
"Warga perlu kembali disadarkan akan bahaya virus ini. Mereka harus meningkatkan kesadaran serta kepeduliannya akan kebersihan yang bisa menjadi cara efektif penangkal penyebaran virus. Apalagi kasus positif flu burung pada unggas sudah pernah terjadi di wilayah yang sama," katanya.
Menurut dia, kasus positif flu burung pada unggas tersebut ditemukan pada tahun 2011. Pada saat itu, selain di Kelurahan Jakamulya, kasus yang sama terjadi pula di Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna dan Kecamatan Jatiasih.
"Ayam-ayam yang terdeteksi positif terjangkit virus H5N1 itu langsung dimusnahkan," katanya.
Selain melakukan sosialisasi, kata dia, Dispera juga terjun ke Pasar Jamblang, BTN Masnaga, yang diduga menjadi sumber kemunculan virus.
"Orang tua balita yang meninggal akibat terjangkit virus flu burung itu sempat berbelanja ayam potong dari pasar yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari kediamannya tersebut," katanya.
Di pasar yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban itu, pegawai Dispera mengambil 28 sampel dari sejumlah lokasi penjualan serta pemotongan ayam.
"Selain ayam potong yang dijajakan pedagang, alat-alat bekas pemotongan ayam juga turut dibawa untuk dijadikan sampel," katanya.
Sampel ini langsung dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diteliti. Hasilnya paling cepat diketahui Jumat (21/6).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
"Serangkaian upaya preventif itu, antara lain, menggelar sosialisasi seputar bahaya flu burung kepada warga, serta penyemprotan gas disinfektan di beberpa titik yang disinyalir sebagai sumber virus," ujar Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispera Kota Bekasi Satia Sriwijayanti di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, sosialisasi seputar bahaya virus flu disampaikan pihaknya kepada warga sekitar Kompleks Masnaga yang menjadi tempat tingal pasien di Puskesmas Pembantu Jakamulya.
"Warga perlu kembali disadarkan akan bahaya virus ini. Mereka harus meningkatkan kesadaran serta kepeduliannya akan kebersihan yang bisa menjadi cara efektif penangkal penyebaran virus. Apalagi kasus positif flu burung pada unggas sudah pernah terjadi di wilayah yang sama," katanya.
Menurut dia, kasus positif flu burung pada unggas tersebut ditemukan pada tahun 2011. Pada saat itu, selain di Kelurahan Jakamulya, kasus yang sama terjadi pula di Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna dan Kecamatan Jatiasih.
"Ayam-ayam yang terdeteksi positif terjangkit virus H5N1 itu langsung dimusnahkan," katanya.
Selain melakukan sosialisasi, kata dia, Dispera juga terjun ke Pasar Jamblang, BTN Masnaga, yang diduga menjadi sumber kemunculan virus.
"Orang tua balita yang meninggal akibat terjangkit virus flu burung itu sempat berbelanja ayam potong dari pasar yang berjarak hanya sekitar 100 meter dari kediamannya tersebut," katanya.
Di pasar yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban itu, pegawai Dispera mengambil 28 sampel dari sejumlah lokasi penjualan serta pemotongan ayam.
"Selain ayam potong yang dijajakan pedagang, alat-alat bekas pemotongan ayam juga turut dibawa untuk dijadikan sampel," katanya.
Sampel ini langsung dikirim ke laboratorium di Bandung untuk diteliti. Hasilnya paling cepat diketahui Jumat (21/6).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013