Bekasi, 25/5 (Antara) - Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai penerapan kebijakan jalur bina lingkungan dalam penerimaan siswa baru sejak tiga tahun terakhir gagal.

"Buktinya dapat kita lihat dari hasil kelulusan UN tingkat SMA/SMK tahun ini di mana perolehan sepuluh terbaik didominasi siswa swasta," kata Kepala Seksi Pendataan dan Perencanaan Bidang Bina Program Disdik Kota Bekasi, Agus Enap, di Bekasi, Jumat.

Menurunnya prestasi sekolah negeri itu, kata dia, tidak terlepas dari faktor kualitas siswa yang direkrut saat penerimaan siswa baru.

"Angkatan perdana jalur bina lingkungan pada 2010 banyak yang masuk sekolah dengan mengesampingkan nilai kelulusan dari SMP karena mengutamakan prasyarat perekrutan bina lingkungan," ujarnya.

Hasilnya, kata dia, kualitas kecerdasan siswa di suatu sekolah tidak merata. Belum lagi, membeludaknya jumlah siswa yang membuat aktivitas belajar mengajar tidak fokus.

"Pada saat itu, membeludaknya jumlah siswa nampak dari penambahan rombongan kelas. Bahkan satu sekolah bisa menambah dua hingga tiga rombongan belajar baru yang sebelumnya tidak dipersiapkan," katanya.

Salah satu kasusnya, kata dia, dialami SMAN2 Kota Bekasi di mana pihak sekolah terpaksa memfungsikan atap mushola sebagai ruang kelas.

Di sisi lain, kata dia, sekolah swasta yang tidak dipusingkan dengan membeludaknya jumlah siswa justru bisa fokus mengembangkan metode pengajaran yang paling efektif untuk mencerdaskan peserta didiknya.

"Pada UN 2013 terdapat 18 siswa sekolah swasta yang masuk dalam kriteria sepuluh besar perolehan nilai UN untuk kategori SMA jurusan IPA dan IPS, serta SMK. Sedangkan sekolah negeri berjumlah 13 orang," katanya.

Atas pertimbangan itulah, Pemkot Bekasi mulai tahun ajaran baru berikutnya menghapuskan penerimaan siswa melalui jalur bina lingkungan.

 

Andi Firdaus

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013