Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Jawa Barat setelah melakukan investigasi penyebab 44 warga RT01/RW09 Kampung Dekeng, Kelurahan Genteng mengeluhkan gejala keracunan makanan, akan segera membuat surat edaran melalui kelurahan masing-masing yang ditujukan kepada masyarakat yang akan mempunyai hajatan atau acara khusus.
Kepala Dinkes Kota Bogor, dr Rubaeah di Bogor, Kamis mengatakan, upaya itu dilakukan untuk mencegah kasus tersebut terulang kembali.
"Dinas Kesehatan Kota Bogor akan membuat surat edaran melalui kelurahan masing-masing yang ditujukan kepada masyarakat yang akan mempunyai hajatan atau acara khusus, untuk memasak sendiri. Mereka yang pesan ke "catering" harus lapor ke Puskesmas di wilayah masing-masing, sehingga terpantau dan terkendali terkait dengan pengelolaan makanannya," katanya.
Terkait debgan kasus tersbeut, pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat telah melakukan investigasi penyebab puluhan warga RT01/RW09 Kampung Dekeng, Kelurahan Genteng mengeluhkan gejala keracunan makanan dengan mendatangi lokasi tersebut.
"Di bawah kendali Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Surveilans (P2P) kami segera melakukan investigasi ke lokasi," kata dr Rubaeah.
Berdasarkan investigasi awal, katanya, diperoleh informasi terkait dengan kronologi kejadian. Pada Rabu (23/1), pukul 09.00 WIB, warga menyantap nasi boks usai menghadiri acara Tasyakuran tujuh bulanan seorang warga setempat, sedangkan pada pukul 14.00 WIB warga mulai merasakan gejala pusing, mual-mual disertai diare.
Sejumlah warga yang mengeluhkan gejala sama mulai mendatangi Puskesmas Cipaku, selanjutnya 38 orang dirujuk ke Rumah Sakit UMMI untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Pembiayaan pengobatan untuk 35 orang menggunakan layanan BPJS Kesehatan, sedangkan tiga orang lainnya pembiayaan umum.
Mengambil sampel makanan
Rubeah menjelaskan pula bahwa hingga saat ini telah teridentifikasi jumlah warga yang diduga keracunan 44 orang.
Mereka yang sudah mendapatkan penanganan, termasuk yang dirujuk ke RS UMMI, sudah kembali ke rumah masing-masing. Kondisi terkini para warga itu sudah berangsur membaik.
Guna melakukan penanganan lebih lanjut atas kejadian itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor juga telah mengambil sampel makanan sebagai bahan pemeriksaan laboratorium, yang hasilnya akan keluar dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu pula, guna mencegah kasus tersebut terulang kembali, Dinas Kesehatan Kota Bogor akan membuat surat edaran melalui kelurahan masing-masing yang ditujukan kepada masyarakat yang akan mempunyai hajatan atau acara khusus, untuk memasak sendiri.
Kemudian, mereka yang pesan makanan ke "catering" harus lapor ke Puskesmas di wilayah masing-masing, sehingga akan mudah terpantau dan terkendali terkait dengan pengelolaan makanannya. (F006/ANT-BPJ).
Editor Berita: M.H. Atmoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Kepala Dinkes Kota Bogor, dr Rubaeah di Bogor, Kamis mengatakan, upaya itu dilakukan untuk mencegah kasus tersebut terulang kembali.
"Dinas Kesehatan Kota Bogor akan membuat surat edaran melalui kelurahan masing-masing yang ditujukan kepada masyarakat yang akan mempunyai hajatan atau acara khusus, untuk memasak sendiri. Mereka yang pesan ke "catering" harus lapor ke Puskesmas di wilayah masing-masing, sehingga terpantau dan terkendali terkait dengan pengelolaan makanannya," katanya.
Terkait debgan kasus tersbeut, pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor Provinsi Jawa Barat telah melakukan investigasi penyebab puluhan warga RT01/RW09 Kampung Dekeng, Kelurahan Genteng mengeluhkan gejala keracunan makanan dengan mendatangi lokasi tersebut.
"Di bawah kendali Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Surveilans (P2P) kami segera melakukan investigasi ke lokasi," kata dr Rubaeah.
Berdasarkan investigasi awal, katanya, diperoleh informasi terkait dengan kronologi kejadian. Pada Rabu (23/1), pukul 09.00 WIB, warga menyantap nasi boks usai menghadiri acara Tasyakuran tujuh bulanan seorang warga setempat, sedangkan pada pukul 14.00 WIB warga mulai merasakan gejala pusing, mual-mual disertai diare.
Sejumlah warga yang mengeluhkan gejala sama mulai mendatangi Puskesmas Cipaku, selanjutnya 38 orang dirujuk ke Rumah Sakit UMMI untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Pembiayaan pengobatan untuk 35 orang menggunakan layanan BPJS Kesehatan, sedangkan tiga orang lainnya pembiayaan umum.
Mengambil sampel makanan
Rubeah menjelaskan pula bahwa hingga saat ini telah teridentifikasi jumlah warga yang diduga keracunan 44 orang.
Mereka yang sudah mendapatkan penanganan, termasuk yang dirujuk ke RS UMMI, sudah kembali ke rumah masing-masing. Kondisi terkini para warga itu sudah berangsur membaik.
Guna melakukan penanganan lebih lanjut atas kejadian itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor juga telah mengambil sampel makanan sebagai bahan pemeriksaan laboratorium, yang hasilnya akan keluar dalam beberapa hari ke depan.
Sementara itu pula, guna mencegah kasus tersebut terulang kembali, Dinas Kesehatan Kota Bogor akan membuat surat edaran melalui kelurahan masing-masing yang ditujukan kepada masyarakat yang akan mempunyai hajatan atau acara khusus, untuk memasak sendiri.
Kemudian, mereka yang pesan makanan ke "catering" harus lapor ke Puskesmas di wilayah masing-masing, sehingga akan mudah terpantau dan terkendali terkait dengan pengelolaan makanannya. (F006/ANT-BPJ).
Editor Berita: M.H. Atmoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019