Bogor (Antaranews Megapolitan) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Jawa Barat berkomitmen untuk menjadi kampus ramah lingkungan dengan membuat 1.000 lubang Biopori.
"Kegiatan pembuatan lubang Biopori sudah dimulai sejak Desember 2018, akan terus dilaksanakan sampai 1.000 lubang terbuat," kata M. Alamsyah salah satu mahasiswa Polbangtan Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Alamsyah menyebutkan, kegiatan pembuatan lubang Biopori dilakukan oleh mahasiswa dibawah komando SEMESTA yakni organisasi mahasiswa Polbangtan Bogor yang bergerak pada pelestarian lingkungan.
Pembuatan lubang Biopori di lakukan di sekitar area kampus Polbangtan Bogor, Cibalangung, Kota Bogor melibatkan mahasiswa dan anggota SEMESTA.
Lubang Biopori adalah sebuah metode untuk meningkatkan daya resap air pada tanah yang dicetuskan oleh Dr Kamir Raziudin Brata dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB.
Lubang ini berbentuk silidris yang dibuat secara vertrikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatan daya resap air pada tanah.
"Lubang Biopori memiliki ukuran tertentu yang telah ditentukan, yakni dengan kedalaman satu meter dan berdiameter 10 cm," kata Alamsyah.
Pembuatan Biopori menggunakan alat khusus yang diciptakan oleh pakar IPB tersebut. Polbangtan mendapat 20 perangkat alat bor biopori.
Ia mengatakan, lubang Biopori nantinya akan ditutup dengan sampah organik yang berfungsi sebagai penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami.
Menurut Alamsyah, program pembuatan Biopori bermula dari ketika Polbangtan Bogor mendapat pinjaman seperangkat peralatan bor Biopori dari salah satu mitra industri PT Nestlé Indonesia sebanyak 20 perangkat.
Penerimaan alat Biopori ini ditindaklanjuti oleh Wasissa Titi Ilhami, selaku dosen Polbangtan yang menginstruksikan anggota SEMESTA menjalankan program pembuatan Biopori.
"Kami mendapatkan amanah, karena program ini berkenaan erat dan selaras dengan tujuan organisasi SEMESTA yang bergerak dibidang lingkungan hidup," katanya.
Alamsyah menambahkan, Biopori yang sudah dibuat terdapat di tempat yang memiliki kemungkinan tergenang oleh air yakni disepanjang jalan kampus. Sasaran berikutnya sekitar areal asrama mahasiswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kegiatan pembuatan lubang Biopori sudah dimulai sejak Desember 2018, akan terus dilaksanakan sampai 1.000 lubang terbuat," kata M. Alamsyah salah satu mahasiswa Polbangtan Bogor, di Kota Bogor, Minggu.
Alamsyah menyebutkan, kegiatan pembuatan lubang Biopori dilakukan oleh mahasiswa dibawah komando SEMESTA yakni organisasi mahasiswa Polbangtan Bogor yang bergerak pada pelestarian lingkungan.
Pembuatan lubang Biopori di lakukan di sekitar area kampus Polbangtan Bogor, Cibalangung, Kota Bogor melibatkan mahasiswa dan anggota SEMESTA.
Lubang Biopori adalah sebuah metode untuk meningkatkan daya resap air pada tanah yang dicetuskan oleh Dr Kamir Raziudin Brata dosen di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB.
Lubang ini berbentuk silidris yang dibuat secara vertrikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatan daya resap air pada tanah.
"Lubang Biopori memiliki ukuran tertentu yang telah ditentukan, yakni dengan kedalaman satu meter dan berdiameter 10 cm," kata Alamsyah.
Pembuatan Biopori menggunakan alat khusus yang diciptakan oleh pakar IPB tersebut. Polbangtan mendapat 20 perangkat alat bor biopori.
Ia mengatakan, lubang Biopori nantinya akan ditutup dengan sampah organik yang berfungsi sebagai penyerap air ke tanah dan membuat kompos alami.
Menurut Alamsyah, program pembuatan Biopori bermula dari ketika Polbangtan Bogor mendapat pinjaman seperangkat peralatan bor Biopori dari salah satu mitra industri PT Nestlé Indonesia sebanyak 20 perangkat.
Penerimaan alat Biopori ini ditindaklanjuti oleh Wasissa Titi Ilhami, selaku dosen Polbangtan yang menginstruksikan anggota SEMESTA menjalankan program pembuatan Biopori.
"Kami mendapatkan amanah, karena program ini berkenaan erat dan selaras dengan tujuan organisasi SEMESTA yang bergerak dibidang lingkungan hidup," katanya.
Alamsyah menambahkan, Biopori yang sudah dibuat terdapat di tempat yang memiliki kemungkinan tergenang oleh air yakni disepanjang jalan kampus. Sasaran berikutnya sekitar areal asrama mahasiswa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019