Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Komisi V DPR-RI bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat segera merealisasikan pembangunan jembatan gantung senilai Rp2 miliar untuk pengembangan objek wisata air Hutan Bambu Kota Bekasi, Jawa Barat.
"Saat ini prosesnya sudah memasuki tahap lelang," kata Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Intan Fauzi di Bekasi, Rabu.
Objek wisata air di bantaran Kali Bekasi RW26, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, itu berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Selatan yang dibelah oleh aliran Kali Bekasi.
Lokasi Hutan Bambu yang diapit oleh sejumlah jalan kecil di sekitar perkampungan warga membuat aksesnya sulit dijangkau oleh wisatawan.
Pembuatan jembatan gantung berdimensi lebar sekitar 1,8 meter, panjang 60 meter, tinggi 3 meter serta angkur 7 meter diproyeksikan mampu menghubungkan kawasan padat penduduk Kelurahan Margahayu dengan Margajaya menuju Hutan Bambu.
"Jembatan gantung ini sanggup dilintasi orang dan motor menuju Hutan Bambu. Harapannya akses wisatawan bisa lebih representatif dan mudah dijangkau. tidak perlu lagi melintasi gang-gang sempit," katanya.
Pada kondisi saat ini, sejumlah wisatawan lokal harus naik perahu karet ataupun perahu kayu yang disiapkan warga sekitar sebagai sarana transportasi menuju Hutan Bambu.
Namun demikian, Intan memastikan kehadiran jembatan gantung tidak akan mempengaruhi usaha warga dalam mengelola pendapatan melalui transportasi perahu di wilayah setempat.
"Kalau jembatan ini jadi terealisasi pun, masyarakat yang selama ini memiliki usaha perahu tidak perlu khawatir, sebab wisata Hutan Bambu ini adalah jenis wisata air yang menjadi andalan wisatawan," katanya.
Justru kehadiran jembatan gantung di RT4/RW26 menuju RT03 RW01 itu diyakni Intan dapat mendongkrak sektor perekonomian warga dengan semakin banyaknya wisatawan yang hadir.
"Kalau akses mudah, untuk ekonomi warga juga akan ada perbaikan. Mereka bisa buka usaha warung karena jembatan gantung ini bisa dilewati orang dan motor," katanya.
Intan menjanjikan, jembatan gantung tersebut akan diriealisasikan oleh Kementerian PUPR paling lambat Februari 2019.
Sementara itu, Ketua RW26, Sanan, menyambut baik wacana pembuatan jembatan gantung Hutan Bambu yang diyakni dirinya bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar.
"Saat ini sudah ada ada tujuh warung yang berdiri di Hutan Bambu, belum termasuk puluhan warung di sejumlah perkampungan sejak beroperasionalnya Hutan Bambu pada Desember 2018," katanya.
Aspirasi pembangunan jembatan gantung itu disampaikan pihaknya kepada Komisi V DPR RI untuk membuka akses wisatawan dari arah Tol Bekasi Barat menuju kawasan wisata.
"Posisi Hutan Bambu ini bisa strategis kalau jembatan penghubung dari belakang Mega Bekasi Hyper Mal (Tol Bekasi Barat) bisa dihubungkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Saat ini prosesnya sudah memasuki tahap lelang," kata Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Intan Fauzi di Bekasi, Rabu.
Objek wisata air di bantaran Kali Bekasi RW26, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, itu berbatasan dengan Kecamatan Bekasi Selatan yang dibelah oleh aliran Kali Bekasi.
Lokasi Hutan Bambu yang diapit oleh sejumlah jalan kecil di sekitar perkampungan warga membuat aksesnya sulit dijangkau oleh wisatawan.
Pembuatan jembatan gantung berdimensi lebar sekitar 1,8 meter, panjang 60 meter, tinggi 3 meter serta angkur 7 meter diproyeksikan mampu menghubungkan kawasan padat penduduk Kelurahan Margahayu dengan Margajaya menuju Hutan Bambu.
"Jembatan gantung ini sanggup dilintasi orang dan motor menuju Hutan Bambu. Harapannya akses wisatawan bisa lebih representatif dan mudah dijangkau. tidak perlu lagi melintasi gang-gang sempit," katanya.
Pada kondisi saat ini, sejumlah wisatawan lokal harus naik perahu karet ataupun perahu kayu yang disiapkan warga sekitar sebagai sarana transportasi menuju Hutan Bambu.
Namun demikian, Intan memastikan kehadiran jembatan gantung tidak akan mempengaruhi usaha warga dalam mengelola pendapatan melalui transportasi perahu di wilayah setempat.
"Kalau jembatan ini jadi terealisasi pun, masyarakat yang selama ini memiliki usaha perahu tidak perlu khawatir, sebab wisata Hutan Bambu ini adalah jenis wisata air yang menjadi andalan wisatawan," katanya.
Justru kehadiran jembatan gantung di RT4/RW26 menuju RT03 RW01 itu diyakni Intan dapat mendongkrak sektor perekonomian warga dengan semakin banyaknya wisatawan yang hadir.
"Kalau akses mudah, untuk ekonomi warga juga akan ada perbaikan. Mereka bisa buka usaha warung karena jembatan gantung ini bisa dilewati orang dan motor," katanya.
Intan menjanjikan, jembatan gantung tersebut akan diriealisasikan oleh Kementerian PUPR paling lambat Februari 2019.
Sementara itu, Ketua RW26, Sanan, menyambut baik wacana pembuatan jembatan gantung Hutan Bambu yang diyakni dirinya bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar.
"Saat ini sudah ada ada tujuh warung yang berdiri di Hutan Bambu, belum termasuk puluhan warung di sejumlah perkampungan sejak beroperasionalnya Hutan Bambu pada Desember 2018," katanya.
Aspirasi pembangunan jembatan gantung itu disampaikan pihaknya kepada Komisi V DPR RI untuk membuka akses wisatawan dari arah Tol Bekasi Barat menuju kawasan wisata.
"Posisi Hutan Bambu ini bisa strategis kalau jembatan penghubung dari belakang Mega Bekasi Hyper Mal (Tol Bekasi Barat) bisa dihubungkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019