Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Kota Bogor, Jawa Barat yang berada di pusat daratan sangat akrab dengan berbagai bencana hidroklimatologi, dengan kerawanannya Bogor juga bisa menjadi percontohan dalam adaptasi pengurangan risiko bencana, demikian disampaikan Dr Ahmad Arifin Hadi dari Pusat Studi Bencana (PSB) IPB di Bogor, Jawa Barat, Minggu.

"Banyak instrumen dan infrastruktur yang ada, tinggal dipoles dan tingkatkan kemampuan masyarakat," tambahnya.

Ia mengemukakan, berbagai bencana hidroklimatologi yang kerap muncul di Kota Bogor seperti banjir, tanah longsor, angin kencang atau puting beliung.

Pengurangan risiko bencana di Kota Bogor dapat dipelajari dari berbagai pengalaman negara-negara luar seperti Jepang.

Rencana untuk pengurangan risiko bencana ini telah dibahas bersama antara Pemerintah Kota Bogor dengan PSB IPB pada pertemuan di Balai Kota, Jumat (11/1).

Pemkot dan PSB IPB menyiapkan berbagai langkah dalam upaya pengurangan risiko bencana di kota Bogor.

Kepala PSB IPB Dr Yonvitner mengatakan, IPB dan BPBD mendukung Bogor menjadi kota tanggap bencana melalui beberapa program yang akan dibangun.

Program tersebut yakni mengedukasi masyarakat, menguatkan sistem daya tahan bencana, membuat `master area` dan adanya ruang terbuka yang memang sudah dipersiapkan untuk antisipasi bencana.

Menurutnya, persoalan sadar bencana sebenarnya lebih kepada kebiasaan dan budaya yang perlu dibangun di masyarakat.

"Kami juga akan mengadaptasi cara penanggulangan bencana di Jepang untuk Kota Bogor salah satunya menjadikan area bermain di perumahan sebagai master area atau tempat evakuasi," jelasnya.

Dengan adanya kerja sama ini, lanjut Yon IPB akan mendukung percepatan dari program-program pemerintah untuk mitigasi bencana.

PSB IPB akan melatih masyarakat untuk sadar bencana dan `roadshow` edukasi tanggap bencana ke sekolah-sekolah.

"Harapan kami ini bisa diimplementasikan di Kota Bogor sehingga Kota Bogor bisa menjadi kota tanggap bencana," katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Ganjar Gunawan mengatakan, Pemkot Bogor perlu menyiapkan masyarakat untuk lebih tanggap terhadap bencana mengingat kejadian bencana agroklimate makin sering terjadi akhir-akhir ini.

"Kerjasama dengan pusat studi bencana IPB diharapkan dapat membawa nuansa baru dalam inplementasi pengurangan risiko bencana," tambanya.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019