Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Korban longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hingga saat ini masih enggan bertani karena takut terjadi longsor susulan apalagi kerap turun hujan deras.
"Saya masih belum berani ke sawah, apalagi lahan pertanian saya berada di lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang terjadi lalu," kata salah seorang korban selamat Rika di Sikabumi, Jumat.
Mayoritas, warga di Kampung Garehong berprofesi sebagai petani, bahkan setiap rumah warganya mempunyai leuit atau lumbung beras masing-masing. Lokasi longsor yang menimbun 29 rumah tersebut merupakan lahan pertanian dan sudah ditanami padi.
Namun akibat bencana di malam pergantian tahun itu, banyak petakan sawah warga yang rusak bahkan sudah rata dengan tanah, namun masih ada beberapa yang tidak terkena dampak longsoran tanah dari Gunung Surandil tersebut.
Tetapi, pascabencana tersebut warga masih takut datang ke sawahnya masing-masing dan padi yang sudah ditanam tersebut dibiarkan begitu saja. Ini dilakukan karena mayoritas warga korban longsor masih trauma dan takut ada longsor susulan.
Warga lainnya, Ayi menambahkan warga hingga saat ini belum berani beraktivitas apalagi mendekat lokasi longsor padahal sawah mereka sudah ditanami. Ia pun belum berani berladang karena khawatir terjadi longsor susulan.
"Saat ini kami hanya mencari sisa barang yang masih bisa digunakan saja dan untuk tidur kami menumpang di rumah keluarga. Mungkin setelah normal kami akan kembali bersawah lagi," tambahnya.
Dari 100 jiwa yang terdampak bencana longsor hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani, bahkan lahan yang dilanda bencana tersebut merupakan tempat mata pencaharian mereka. Dari jumlah jiwa tersebut, saat ini hanya 67 korban yang selamat, karena 32 jiwa meninggal karena tertimbun dan satu jiwa lainnya belum ditemukan.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan untuk bantuan kebutuhan dasar seperti beras, makanan siap saji/intan dan lainnya masih mencukupi hingga beberapa hari ke depan.
"Kami pun mengimbau kepada para dermawan atau donatur yang ingin membantun alangkah baiknya tidak dalam bentuk uang tetapi berbentuk kebutuhan utama warga korban bencana tanah longsor," katanya.
Editor berita: A. Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Saya masih belum berani ke sawah, apalagi lahan pertanian saya berada di lokasi longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang terjadi lalu," kata salah seorang korban selamat Rika di Sikabumi, Jumat.
Mayoritas, warga di Kampung Garehong berprofesi sebagai petani, bahkan setiap rumah warganya mempunyai leuit atau lumbung beras masing-masing. Lokasi longsor yang menimbun 29 rumah tersebut merupakan lahan pertanian dan sudah ditanami padi.
Namun akibat bencana di malam pergantian tahun itu, banyak petakan sawah warga yang rusak bahkan sudah rata dengan tanah, namun masih ada beberapa yang tidak terkena dampak longsoran tanah dari Gunung Surandil tersebut.
Tetapi, pascabencana tersebut warga masih takut datang ke sawahnya masing-masing dan padi yang sudah ditanam tersebut dibiarkan begitu saja. Ini dilakukan karena mayoritas warga korban longsor masih trauma dan takut ada longsor susulan.
Warga lainnya, Ayi menambahkan warga hingga saat ini belum berani beraktivitas apalagi mendekat lokasi longsor padahal sawah mereka sudah ditanami. Ia pun belum berani berladang karena khawatir terjadi longsor susulan.
"Saat ini kami hanya mencari sisa barang yang masih bisa digunakan saja dan untuk tidur kami menumpang di rumah keluarga. Mungkin setelah normal kami akan kembali bersawah lagi," tambahnya.
Dari 100 jiwa yang terdampak bencana longsor hampir seluruhnya berprofesi sebagai petani, bahkan lahan yang dilanda bencana tersebut merupakan tempat mata pencaharian mereka. Dari jumlah jiwa tersebut, saat ini hanya 67 korban yang selamat, karena 32 jiwa meninggal karena tertimbun dan satu jiwa lainnya belum ditemukan.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan untuk bantuan kebutuhan dasar seperti beras, makanan siap saji/intan dan lainnya masih mencukupi hingga beberapa hari ke depan.
"Kami pun mengimbau kepada para dermawan atau donatur yang ingin membantun alangkah baiknya tidak dalam bentuk uang tetapi berbentuk kebutuhan utama warga korban bencana tanah longsor," katanya.
Editor berita: A. Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019