Bogor (ANTARA News Megapolitan) - Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, tengah melakukan "scientific investigation" untuk mengungkap pelaku penusukan siswi SMK Khatolik Baranangsiang yang hingga kini masih dalam pengejaran.

"Ada beberapa bukti elektronik yang sedang kami lakukan scientific investigation, di antaranya handphone korban, media sosial, termasuk kegiatan korban jauh hari sebelum kejadian," kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser di Bogor, Kamis.

Hendri menjelaskan, banyak kendala yang dihadapi aparat kepolisian dalam mengungkap identitas pelaku penusukan terhadap Andriana Yubelia Noven Cahaya Rejeki (18) karena informasi dan petunjuk yang terbatas.

Menurutnya, meski pelaku penusukan terekam oleh kamera pemantau (CCTV) tetapi posisinya jauh sekali, menyebabkan kualitas gambar yang ditampilkan kurang jelas, sehingga sulit mengidentifikasi pelaku.

"Kendala banyak sekali, pertama minim saksi yang melihat langsung kejadian. Ada beberapa bukti elektronik yang didapat seperti laptop, buku harian tapi belum ada yang mengarah kepada siapa-siapa," kata Hendri.

Ia mengatakan, pihaknya berharap besar dari pembesaran wajah pelaku yang terekam kamera pemantau dapat membantu petugas mengenali pelaku.

Polresta Bogor Kota juga meminta bantuan dari Mabes Polri dan Polda Jawa Barat untuk mengambil secara detail gambar yang ada di rekaman CCTV tersebut.

Sampai saat ini Satreskrim Polresta Bogor Kota sedang melakukan pendalaman penyelidikan, sebanyak delapan orang saksi telah dimintai keterangan, yakni penjaga kos, teman dekat korban, mantan pacar, termasuk salah satu berinisial S yang diamankan petugas di Bandung.

Hendro menyebutkan, terhadap saksi S masih dilakukan pendalaman dan belum dikatakan sebagai pelaku. Karena dari beberapa alibi yang dikemukakan S, bukti-bukti yang didapat, serta saksi yang dihadirkannya, tidak menjurus pada pelaku.

"Pria berinisial S benar sudah diamankan, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan awal S bukanlah pelakunya," kata Hendri.

Hendri menegaskan, pria yang terekam dalam CCTV berbeda fisiknya dengan S yang pernah menjadi teman dekat korban. Selain itu, tidak ditemukan sidik jari di senjata tajam yang dipakai pelaku menusuk korban.

"Foto yang beredar di media sosial ada S, masyarakat menilai S adalah pelaku. Tetapi dari hasil pendamalam yang kami lakukan, S masih sebatas saksi," katanya.

Hendri meminta masyarakat untuk bersabar dan mendukung aparat kepolisian dapat segera mengungkap kejadian tersebut.

"Anggota masih di lapangan dan ini adalah tantangan bagi saya selaku Kapolresta Bogor, seperti mendapatkan kado yang tidak mengenakkan kira-kira seperti itu," kata Hendri.

Peristiwa penusukan siswi SMK Khatolik Baranangsiang Kota Bogor terjadi Selasa (8/1) sekitar pukul 15.55 WIB. Pada hari yang sama merupakan pisah sambut Kapolresta Bogor dari Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya kepada Kombes Pol Hendri Fiuser.

Sementara itu, tingginya atensi masyarakat terhadap peristiwa penusukan Andriana, dan ramainya pemberitaan yang menampilkan gambar korban usai ditikam membuat pihak keluarga bersedih.

Kasubag Humas Polresta Bogor AKP Yuni Astuti meminta media untuk menggunakan foto korban dengan gambar ilustrasi agar tidak melukai hati keluarga.

"Kita jajaran Polresta Bogor yang menangani dapat teguran, jadi saya mohon untuk foto korban diganti dengan perumpamaan saja," kata Yuni.

Editor berita: E. Supriyadi

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019