Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Sedikitnya 14 kepala keluarga atau 61 jiwa Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) menjadi korban tanah longsor di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Data sementara dari pendamping PKH ada lima orang penerima PKH meninggal dunia dan sisanya masih dalam pencarian. Sedangkan 38 orang lainnya selamat serta satu orang lainnya mengalami luka pada bencana tanah longsor di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, ia telah memerintahkan seluruh pemdamping PKH untuk membantu evakuasi dan pendataan korban sejak hari pertama terjadinya bencana. Tercatat sebanyak 22 pendamping dari kecamatan terdekat terlibat dalam pencairan korban.

Para pendamping yang ikut serta tidak hanya dari Kecamatan Cisolok saja, tetapi ada dari Palabuhanratu dan Cikakak pun ikut dalam proses evakuasi tersebut.

Selain itu, pendamping PKH juga melakukan pendataan korban yang selamat maupun meninggal dunia.

Sementara, Pekerja Sosial Supervisor PKH Kabupaten Sukabumi Utari menambahkan pihaknya bersama pendamping dan Tagana bekerja secara bersama memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi anak-anak dan ibu-ibu. Pola LDP yang dilakukan melalui kegiatan home visit untuk menghilangkan trauma bencana longsor.

"Kami pun mengumpulkan data keluarga penerima manfaat (KPM) yang menjadi korban terutama kartu kepersertaan dan buku tabungan mereka karena harus dipastikan KPM yang menjadi korban bisa mendapatkan kartu dan buku pengganti yang hilang atau rusak karena bencana ini," tambahnya.

Ia mengatakan pemerintah pusat memberikan santunan bagi korban meninggal dunia sebesar Rp15 juta setiap korban sehingga total santunan untuk korban meninggal longsor Sukabumi adalah Rp195 juta.

Editor berita: T. Susilo

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019