Kesuksesan adalah impian setiap orang, tetapi jalan menuju kesuksesan, jarang yang lurus dan mudah. Banyak yang mengaitkan kesuksesan dengan kecerdasan, keberuntungan, atau koneksi.
Penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa ada satu faktor yang sering menjadi pembeda, yakni passion. Passion bukan sekadar hobi atau kesenangan sesaat, melainkan dorongan mendalam yang membuat seseorang menikmati proses, bertahan menghadapi tantangan, dan terus berinovasi.
Artikel ini akan membahas mengapa passion begitu penting, tantangan dalam menemukannya, strategi untuk mengembangkannya, serta bagaimana passion dapat menjadi fondasi kesuksesan jangka panjang.
Passion adalah energi internal yang mendorong seseorang untuk bekerja, bukan hanya demi hasil akhir, tetapi karena mereka benar-benar mencintai proses yang dijalani. Ketika seseorang memiliki passion, setiap langkah yang diambil terasa bermakna, bukan sekadar kewajiban.
Daniel Pink, ahli motivasi dari Amerika Serikat, dalam bukunya "Drive" menjelaskan bahwa motivasi intrinsik (motivasi yang lahir dari dalam diri, bukan karena imbalan eksternal) adalah pendorong utama kinerja yang berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa motivasi ini terdiri dari tiga elemen penting, yakni kebebasan untuk memilih bidang yang kita cintai, dorongan untuk terus meningkatkan kemampuan, dan rasa bahwa pekerjaan yang kita lakukan memiliki tujuan yang jelas. Ketiga elemen ini saling melengkapi dan membentuk fondasi yang kokoh bagi seseorang untuk terus berkembang.
Bukti nyata
Berbagai studi mendukung pentingnya passion. Penelitian dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja sesuai passion memiliki tingkat produktivitas 2,5 kali lebih tinggi dibanding mereka yang tidak. Mereka juga lebih bahagia dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik.
Pendapat Steve Jobs juga relevan: "The only way to do great work is to love what you do". Cinta terhadap pekerjaan adalah bahan bakar kreativitas dan inovasi. Banyak inovasi besar lahir dari individu yang memiliki passion mendalam terhadap bidangnya.
Mengejar passion sering terdengar sebagai nasihat yang indah, tetapi kenyataannya tidak selalu mudah. Ada berbagai hambatan yang kerap muncul, ketika seseorang berusaha menemukan dan menekuni bidang yang mereka cintai.
Salah satu tantangan terbesar adalah tekanan sosial dan finansial. Banyak orang memilih jalur karier bukan karena minat, melainkan karena pertimbangan gaji atau status sosial. Pilihan ini mungkin memberikan keuntungan jangka pendek, tetapi sering kali mengikis motivasi dan kepuasan dalam jangka panjang.
Selain itu, kurangnya eksplorasi juga menjadi penghalang. Passion tidak muncul begitu saja. Ia lahir dari pengalaman dan proses mencoba hal-hal baru. Tanpa keberanian untuk bereksperimen, sulit bagi seseorang untuk menemukan apa yang benar-benar membuat mereka bersemangat.
Sayangnya, banyak orang terjebak dalam zona nyaman, sehingga kesempatan untuk menemukan passion menjadi semakin kecil.
Ketakutan gagal adalah tantangan lain yang tidak kalah besar. Rasa takut mengambil risiko sering kali membuat seseorang menunda atau bahkan mengurungkan niat untuk mengejar bidang yang mereka cintai. Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan pertumbuhan.
Menurut Angela Duckworth, penulis buku "Grit", passion harus disertai dengan ketekunan. Tanpa "grit" (kemampuan untuk bertahan dan terus berusaha), passion hanya akan menjadi semangat sesaat yang mudah padam. Artinya, untuk benar-benar mewujudkan passion dalam kehidupan, kita harus siap menghadapi rintangan dengan keberanian dan konsistensi.
Strategi
Menemukan dan mengembangkan passion bukanlah proses instan. Ia membutuhkan eksplorasi, pembelajaran, dan keberanian untuk mengambil langkah.
Langkah pertama adalah mengenali minat sejak dini. Passion sering kali lahir dari pengalaman, bukan teori. Dengan mencoba berbagai aktivitas, seseorang dapat menemukan apa yang benar-benar membuat mereka bersemangat. Proses ini mungkin memerlukan waktu, tetapi setiap pengalaman baru adalah kesempatan untuk mengenali diri lebih baik.
Setelah menemukan bidang yang menarik, langkah berikutnya adalah mendalami pengetahuan. Passion tumbuh ketika kita memahami suatu bidang ditekuni secara mendalam. Investasikan waktu untuk belajar, membaca, dan berlatih. Semakin kita menguasai keterampilan, semakin besar rasa percaya diri dan kecintaan terhadap bidang tersebut. Di sinilah peran mentor menjadi sangat penting. Bimbingan dari orang yang berpengalaman dapat memberikan arahan, inspirasi, dan jaringan yang mendukung perjalanan kita.
Meskipun demikian, passion saja tidak cukup jika tidak relevan dengan realitas. Menggabungkan passion dengan kebutuhan pasar adalah strategi yang bijak. Temukan titik temu antara minat pribadi dan peluang yang ada agar passion juga bernilai secara ekonomi.
Selain itu, membangun jaringan dengan komunitas yang memiliki minat sama akan memperkuat motivasi dan membuka peluang kolaborasi. Lingkungan yang mendukung dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan passion.
Pendapat ahli, seperti Cal Newport dalam bukunya "So Good They Can’t Ignore You" mendukung gagasan ini. Newport berargumen bahwa passion sering kali muncul, setelah kita menguasai keterampilan tertentu, bukan sebelum.
Artinya, jangan menunggu passion datang dengan sendirinya. Bangun keterampilan dan passion akan mengikuti. Dengan kata lain, passion bukan hanya tentang menemukan apa yang kita sukai, tetapi juga tentang menciptakan kondisi agar kita bisa mencintai apa yang kita lakukan.
Di tengah dunia yang berubah cepat, passion bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Passion memberikan energi untuk terus belajar, beradaptasi, dan berinovasi. Tanpa passion, pekerjaan hanya menjadi rutinitas. Sebaliknya, dengan passion, pekerjaan berubah menjadi sarana pencapaian diri dan kontribusi nyata.
Hanya saja, passion tidak datang begitu saja. Ia harus dicari, diasah, dan disinergikan dengan peluang. Tantangan, seperti tekanan sosial, ketakutan gagal, dan keterbatasan finansial adalah nyata, tetapi bukan penghalang. Mereka yang berani mengeksplorasi, membangun keterampilan, dan menghubungkan minat dengan kebutuhan pasar akan memiliki keunggulan kompetitif.
Era digital menuntut kita untuk lebih kreatif dan adaptif. Passion adalah bahan bakar yang membuat kita tidak hanya bertahan, tetapi juga unggul. Jadi, jika Anda ingin sukses, berhentilah sekadar mengejar angka dan status. Mulailah bertanya, "Apa yang membuat saya bersemangat untuk bangun setiap pagi?" Jawaban atas pertanyaan itu bisa menjadi titik awal perjalanan menuju kesuksesan yang autentik dan berkelanjutan.
*) Dr Joko Rurianto, ST, MM adalah profesional di PT Telkomsel, aktif menulis jurnal pemasaran strategis dan literasi teknologi digital dalam praktik bisnis modern
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025