Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat, mengintensifkan program terpadu pencegahan stunting dengan memperkuat intervensi gizi sejak dini, mulai dari ibu hamil, balita, hingga remaja putri sebagai calon ibu melalui kegiatan edukasi hingga akhir 2025.
“Kami rutin melaksanakan program tersebut. Hari ini kami lakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan balita stunting di Kecamatan Pekalipan,” kata Wakil Wali Kota Cirebon Siti Farida Rosmawati di Cirebon, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan langkah konkret pemerintah daerah untuk mempercepat penurunan angka stunting, khususnya di wilayah Kecamatan Kesambi dan Pekalipan.
Baca juga: Dinsos Cianjur salurkan bantuan sosial untuk 150 KPM berisiko stunting
Menurut dia, stunting tidak dapat dipandang sebagai persoalan tinggi badan semata, melainkan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah berupaya mengedukasi warga karena stunting bisa berdampak luas terhadap kondisi fisik anak, memengaruhi kecerdasan, serta produktivitas anak tersebut pada masa mendatang.
Farida menyebutkan pencegahan harus dimulai sejak masa kehamilan dengan memastikan ibu hamil memperoleh asupan gizi yang cukup, mengonsumsi tablet tambah darah, dan rutin memeriksakan kehamilan.
“Selain itu pemerintah kota juga memberi perhatian pada kesehatan remaja putri agar siap secara gizi sebelum memasuki masa kehamilan. Kesehatan anak dimulai jauh sebelum ia dilahirkan,” katanya.
Baca juga: Dinsos Cianjur salurkan bantuan sosial untuk 150 KPM berisiko stunting
Ia mengajak keluarga memiliki peran penting dalam pemenuhan gizi anak, termasuk pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan dilanjutkan dengan MPASI yang sesuai kebutuhan.
Dalam kesempatan tersebut Farida mengapresiasi kolaborasi lintas sektor yang melibatkan lurah, ketua RW, kader kesehatan, dan unsur masyarakat.
“Pendampingan, pemantauan, dan edukasi dari rumah ke rumah menjadi kunci keberhasilan program penurunan stunting. Hal tersebut sudah dilakukan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon Siti Maria Listiawaty mengatakan pihaknya terus memperkuat edukasi serta menghadirkan inovasi dalam penanganan stunting.
Baca juga: Pemkot Bogor apresiasi penanganan stunting
Ia menyebutkan intervensi yang dilakukan misalnya program one day one egg serta pemberian Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) bagi balita stunting.
Balita yang mengalami stunting, kata Maria, membutuhkan pangan khusus yang diformulasikan sesuai kebutuhan medis, bukan sekadar makanan tambahan biasa.
Selain itu ia mengungkapkan hasil pemeriksaan menunjukkan 42,3 persen remaja putri di Kota Cirebon mengalami anemia yang berpotensi meningkatkan risiko stunting pada masa depan.
“Kami mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, memperhatikan asupan gizi seimbang, serta memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia,” ucap dia.
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025