Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Pemerintah akhirnya menetapkan pembangunan Bandar Udara (Bandara) Sukabumi, Jawa Barat di dua desa yakni Desa Cimanggu dan Cikembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.

"Memang awalnya ada informasi bahwa pembangunan bandara ini akan dilakukan di dua kecamatan, tetapi setelah dilakukan beberapa kajian oleh Kementerian Perhubungan RI, Dinas Perhubungan Provinsi Jabar akhirnya pembangunan ini hanya di dua desa, satu kecamatan saja," kata Kepala Bidang Hubungan Laut dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (Hubla ASDP) Dishub Kabupaten Sukabumi Endang Badri di Sukabumi, Rabu.

Menurutnya, saat ini Pemkab Sukabumi dan Pemprov Jabar tengah melakukan revisi tata ruang, karena sebelumnya pembangunan bandara ini tidak masuk dalam peraturan daerah tentang tata ruang sehingga harus perbaikan.

Namun demikian, awal 2019 ini dipastikan pembangunan dan pembebasan lahan sudah bisa dilakukan apalagi mayoritas lahan yang terkena dampak pembangunan ini adalah perkebunan sehingga akan lebih mudah dalam membebaskannya.

Selain itu, di sekitar bandara pun akan dibangun fasilitas penunjang lainnya untuk memudahkan pengguna jasa pesawat terbang maupun wisatawan tiba ke lokasi bandara serta untuk mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.

"Lokasi yang akan dijadikan bandara ini sangat strategis hanya beberapa kilometer saja dari Tol Bocimi dan Kota Sukabumi, apalagi di sekitar bandara pun merupakan jalur utama menuju objek wisata Geopark Ciletuh Palabuhanratu sehingga diperkirakan ramai pengunjung," tambahnya.

Endang mengatakan meskipun hanya di dua desa, tetapi lahan untuk pembangunan mencukupi yakni 180 hektare hingga 150 hektare. Untuk runway atau landasan pacu pesawat ditetapkan sepanjang 2.500 meter dengan lebar 30 meter, sementara untuk pesawat yang beroperasi jenis Boeing 737 atau sejenisnya.

Di bandara ini harus menggunakan pesawat bertubuh besar dan bermesin ganda karena dari hasil kajian dilihat dari kemiringannya ditambah terdapat beberapa Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Sehingga jika menggunakan pesawat jenis ATR 72 dikhawatir kesulitan untuk menerbangkannya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018