Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan jagung untuk bahan pakan ternak sebanyak 75 ton kepada kelompok peternak di wilayah Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Bantuan jagung pakan diangkut menggunakan lima unit truk bertonase besar, langsung diserahkan kepada salah satu kelompok peternak unggas yang tergabung dalam Koperasi Petani Karya Agri Satwa.
"Penyaluran bantuan ini bagian dari upaya pemerintah membantu peternak, pemerintah hadir membantu peternak untuk mendapatkan jagung," kata Direktur Kesehatan Hewan, Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian, Fajdar Sumping T.R.
Penyaluran bantuan jagung ini dilakukan serentak di sejumlah provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Bogor salah satu wilayah di Jawa Barat yang mendapatkan bantuan jagung subsidi tersebut.
"Diharapkan upaya ini bisa membantu peternak, karena peternak menyampaikan ke pemerintah produksi mereka menurun, dan harga ayam naik," katanya.
Salah satu yang dikeluhkan oleh peternak adalah tingginya harga jagung di pasaran yang mencapai Rp5 ribu per kg. Sementara itu, kebutuhan akan pakan memakan biaya produksi hingga 50 persen.
Menurut Fadjar upaya ini adalah bentuk komitmen pemerintah membantu peternak untuk tetap bisa memproduksi, jangan sampai dengan persoalan gonjang-ganjng harga jagung, dan importasi membuat peternak gulung tikar.
"Kita menjaga agar produksi peternak unggal tetap berlangsung, jika peternak terbantu otomatis produksi ayam jalan, dan kita bisa mencegah impor ayam maupun pakan (jagung)," katanya.
Penyaluran bantuan jagung dengan kuota terbatas ini sejatinya akan dilakukan oleh Menteri Amran Sulaiman di Kota Bogor. Namun karena berhalangan hadir diwakilan oleh Direktur Kesehatan Hewan, dan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Syamrul Ma`arif.
Bantuan jagung curah ini diserahterimakan kepada Ketua Koperasi Pertanian Karya Agri Satwa, Alvino Hermano dan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Hartono di depan gedung Harmony Jl Abdullah Bin Nuh.
Menurut Alvino, peternak sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah terutama dalam menjamin ketersediaan pakan jagung agar peternak bisa berproduksi secara baik.
Rencananya jagung curah sebanyak 75 ton akan disalurkan kepada 15 anggota koperasi yang ada di wilayah Bogor. Sebelumnya, jagung tersebut akan diolah menjadi pakan terlebih dahulu.
"Jagung seberat 75 ton ini akan kita olah dulu hingga menjadi pakan siap edar, setelah diolah jumlahnya menjadi 150 ton," katanya.
Penyaluran ke peternak unggas masing-masing berbeda jumlahnya karena setiap peternak memiliki jumlah ayam yang tidak sama, mulai dari 1.000 ekor sampai 5.000 ekor.
"Kebutuhan pakan untuk satu ekor ayam rata-rata 2,5 kilogram dari mulai tumbuh sampai dipanen," kata Alvino.
Sementara itu, jagung yang disalurkankan oleh pemerintah dibeli oleh kelompok ternak dengan harga wajar yakni Rp4 ribu per kilogram. Bantuan ini minimal bisa mengurangi biaya produksi minimal Rp500 per ekor ayam.
Direktur Kesehatan Hewan, Syamsul Ma`arif menambahkan, bantuan yang diberikan semi subsidi dengan total seluruhnya 120 ribu ton yang didistribusikan ke wilayah Jabar, Jateng, dan Jatim yang tujuannya mengamankan stabilitas produksi ayam di peternak.
"Ini juga untuk mencegah masuknya impor ayam. Kita menjaga peternak tetap bisa berusaha, jangan sampai mereka jadi malas usaha karena situasi ini," kata Ma`arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Bantuan jagung pakan diangkut menggunakan lima unit truk bertonase besar, langsung diserahkan kepada salah satu kelompok peternak unggas yang tergabung dalam Koperasi Petani Karya Agri Satwa.
"Penyaluran bantuan ini bagian dari upaya pemerintah membantu peternak, pemerintah hadir membantu peternak untuk mendapatkan jagung," kata Direktur Kesehatan Hewan, Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian, Fajdar Sumping T.R.
Penyaluran bantuan jagung ini dilakukan serentak di sejumlah provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Bogor salah satu wilayah di Jawa Barat yang mendapatkan bantuan jagung subsidi tersebut.
"Diharapkan upaya ini bisa membantu peternak, karena peternak menyampaikan ke pemerintah produksi mereka menurun, dan harga ayam naik," katanya.
Salah satu yang dikeluhkan oleh peternak adalah tingginya harga jagung di pasaran yang mencapai Rp5 ribu per kg. Sementara itu, kebutuhan akan pakan memakan biaya produksi hingga 50 persen.
Menurut Fadjar upaya ini adalah bentuk komitmen pemerintah membantu peternak untuk tetap bisa memproduksi, jangan sampai dengan persoalan gonjang-ganjng harga jagung, dan importasi membuat peternak gulung tikar.
"Kita menjaga agar produksi peternak unggal tetap berlangsung, jika peternak terbantu otomatis produksi ayam jalan, dan kita bisa mencegah impor ayam maupun pakan (jagung)," katanya.
Penyaluran bantuan jagung dengan kuota terbatas ini sejatinya akan dilakukan oleh Menteri Amran Sulaiman di Kota Bogor. Namun karena berhalangan hadir diwakilan oleh Direktur Kesehatan Hewan, dan Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Syamrul Ma`arif.
Bantuan jagung curah ini diserahterimakan kepada Ketua Koperasi Pertanian Karya Agri Satwa, Alvino Hermano dan Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Hartono di depan gedung Harmony Jl Abdullah Bin Nuh.
Menurut Alvino, peternak sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah terutama dalam menjamin ketersediaan pakan jagung agar peternak bisa berproduksi secara baik.
Rencananya jagung curah sebanyak 75 ton akan disalurkan kepada 15 anggota koperasi yang ada di wilayah Bogor. Sebelumnya, jagung tersebut akan diolah menjadi pakan terlebih dahulu.
"Jagung seberat 75 ton ini akan kita olah dulu hingga menjadi pakan siap edar, setelah diolah jumlahnya menjadi 150 ton," katanya.
Penyaluran ke peternak unggas masing-masing berbeda jumlahnya karena setiap peternak memiliki jumlah ayam yang tidak sama, mulai dari 1.000 ekor sampai 5.000 ekor.
"Kebutuhan pakan untuk satu ekor ayam rata-rata 2,5 kilogram dari mulai tumbuh sampai dipanen," kata Alvino.
Sementara itu, jagung yang disalurkankan oleh pemerintah dibeli oleh kelompok ternak dengan harga wajar yakni Rp4 ribu per kilogram. Bantuan ini minimal bisa mengurangi biaya produksi minimal Rp500 per ekor ayam.
Direktur Kesehatan Hewan, Syamsul Ma`arif menambahkan, bantuan yang diberikan semi subsidi dengan total seluruhnya 120 ribu ton yang didistribusikan ke wilayah Jabar, Jateng, dan Jatim yang tujuannya mengamankan stabilitas produksi ayam di peternak.
"Ini juga untuk mencegah masuknya impor ayam. Kita menjaga peternak tetap bisa berusaha, jangan sampai mereka jadi malas usaha karena situasi ini," kata Ma`arif.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018