Cikarang, Jabar (Antaranews Megapolitan) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, belum menerima laporan dugaan pencemaran air di Sungai Kaloran, Desa Sumderajaya, Kecamatan Tarumajaya.

"Dari keterangan yang beredar di media menyebutkan adanya pencemaran air sungai yang menyebabkan banyaknya ikan mati," kata Sekertaris DLH Kabupaten Bekasi, Kuswaya di Cikarang, Rabu.

Menurut dia, dalam hal ini meminta masyarakat maupun penggiat lingkungan hidup untuk segera melaporkan kejadian tersebut.

"Setelah kami terima laporan, akan segera diturunkan tim untuk menindakIanjutinya dan mencari penyebab terjadinya pencemaran itu," katanya.

Hal utama yang dilakukan pasti pengambilan sampel antaranya air, biota (tumbuhan sekitar dan binatang). Selain itu juga mencari keterangan pendukung dari masyarakat setempat.

Ini adalah langkah utama dimana berfungsi untuk mengetahui penyebab terjadinya pencemaan lingkungan. Dan itu akan dilakukan menggunakan sistem laboratorium.

Dan nantinya pada pengujian sampel akan diketahui jenis pencemarannya. Namun bila hanya pengambilan sampel tanpa adanya laporan maka akan sulit secara kebijakan.

Sementara itu, Ketua DPC Benteng Bekasi, Kecamatan Tarumajaya, Heriansyah mengatakan ada perubahan warna pada aliran air sungai saat matinya ribuan ikan di Sungai Kaloran.

"Itu kali pertama diketahui warga sekitar pukul 06.00 WIB, dan ada perubahan warna pada aliran air sungai. Tentu itu sudah termasuk pencemaran, bahkan hanya dalam hitungan menit ikan langsung mati," katanya.

Namun dalam menyikapi masalah tersebut banyak warga mengatakan akibat dari racun maupun limbah kimia perusahaan yang sengaja dibuang.

Tentu dengan adanya hal tersebut maka akan melakukan pelaporan ke Dinas LH dan pengawalan agar lebih jelas.

Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018