Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sebagai upaya mengurangi banyaknya limbah organik di Desa Cibitung Tengah, Tenjolaya, Bogor, Himpunan Mahasiswa Departemen Biokimia (CREBs) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB) mengajak masyarakat untuk memanfaatkan limbah pertanian dan limbah organik. Sebanyak 20 mahasiswa Departemen Biokimia FMIPA IPB berusaha menyulap sampah organik menjadi produk yang berguna melalui program Kelola Landak (limbah ladang, dapur dan kandang).
Terdapat tiga program unggulan yang dilaksanakan yaitu bank sampah, klinik sampah, dan pembuatan pakan ternak ramah lingkungan. Program bank sampah dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik dan memberikan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan yang baik. Melalui program bank sampah tersebut juga dihasilkan pupuk organik yang siap pakai. Berbeda dengan bank sampah, program klinik sampah merupakan program layanan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat setempat.
“Untuk mendapat layanan kesehatan, masyarakat cukup memberikan sejumlah sampah kepada petugas kesehatan. Layanan kesehatannya adalah pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, dan konsultasi pola hidup sehat,” ujar Zulfikar Muchammad, Ketua Pelaksana program Landak.
Sedangkan program pembuatan pakan ternak ramah lingkungan bertujuan menyediakan bahan pakan yang terbuat dari limbah organik. Limbah tersebut difermentasi menggunakan molases supaya menjadi bahan pakan yang siap digunakan. Di sisi lain, limbah organik tersebut juga diuraikan menjadi pupuk kompos dengan bantuan black soldier fly atau yang biasa disebut sebagai lalat tentara hitam. Larva dari lalat tentara hitam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi ternak.
“Melalui program Landak ini kami berusaha menjadikan limbah organik menjadi produk yang berguna bagi masyarakat. Karena di Desa Cibitung potensi limbah organiknya sangat tinggi, terutama limbah yang berasal dari produk pertanian yang sudah tidak layak konsumsi,” ujarnya.
Program Landak yang dilaksanakan oleh CREBs ini sudah berlangsung sejak bulan September silam. Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Cibitung Tengah, Tenjolaya mulai dari pemerintah dan aparatur desa, kepala keluarga, ibu rumah tangga, dan anak-anak.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat supaya bersinergi membantu program Landak. Karena program Landak tidak bisa berjalan tanpa dukungan dari masyarakat terlebih dari pemerintah desa,” tambah Zulfikar.
Dalam pelaksanaannya, program Landak juga menggandeng beberapa instansi seperti Klinik Kesehatan IPB sebagai penyedia tenaga ahli medis dan PT. Biomagg Indonesia sebagai mitra kerjasama dalam mengupayakan pengolahan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam atau maggot.
Ke depannya, program Landak akan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mitra untuk penjualan hasil pengolahan sampah. Produk dari olahan sampah tersebut diantaranya adalah pupuk organik, maggot, pakan ternak, dan olahan lainnya yang berasal dari limbah. Di sisi lain, apabila program sudah berjalan lancar dan sukses, pihak CREBs akan tetap memantau meskipun akan berpindah ke desa lain yang membutuhkan bantuan pemberdayaan. (Rosyid/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Terdapat tiga program unggulan yang dilaksanakan yaitu bank sampah, klinik sampah, dan pembuatan pakan ternak ramah lingkungan. Program bank sampah dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah plastik dan memberikan edukasi mengenai pengelolaan lingkungan yang baik. Melalui program bank sampah tersebut juga dihasilkan pupuk organik yang siap pakai. Berbeda dengan bank sampah, program klinik sampah merupakan program layanan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat setempat.
“Untuk mendapat layanan kesehatan, masyarakat cukup memberikan sejumlah sampah kepada petugas kesehatan. Layanan kesehatannya adalah pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat, dan konsultasi pola hidup sehat,” ujar Zulfikar Muchammad, Ketua Pelaksana program Landak.
Sedangkan program pembuatan pakan ternak ramah lingkungan bertujuan menyediakan bahan pakan yang terbuat dari limbah organik. Limbah tersebut difermentasi menggunakan molases supaya menjadi bahan pakan yang siap digunakan. Di sisi lain, limbah organik tersebut juga diuraikan menjadi pupuk kompos dengan bantuan black soldier fly atau yang biasa disebut sebagai lalat tentara hitam. Larva dari lalat tentara hitam ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein bagi ternak.
“Melalui program Landak ini kami berusaha menjadikan limbah organik menjadi produk yang berguna bagi masyarakat. Karena di Desa Cibitung potensi limbah organiknya sangat tinggi, terutama limbah yang berasal dari produk pertanian yang sudah tidak layak konsumsi,” ujarnya.
Program Landak yang dilaksanakan oleh CREBs ini sudah berlangsung sejak bulan September silam. Program ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Desa Cibitung Tengah, Tenjolaya mulai dari pemerintah dan aparatur desa, kepala keluarga, ibu rumah tangga, dan anak-anak.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat supaya bersinergi membantu program Landak. Karena program Landak tidak bisa berjalan tanpa dukungan dari masyarakat terlebih dari pemerintah desa,” tambah Zulfikar.
Dalam pelaksanaannya, program Landak juga menggandeng beberapa instansi seperti Klinik Kesehatan IPB sebagai penyedia tenaga ahli medis dan PT. Biomagg Indonesia sebagai mitra kerjasama dalam mengupayakan pengolahan sampah organik menggunakan larva lalat tentara hitam atau maggot.
Ke depannya, program Landak akan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai mitra untuk penjualan hasil pengolahan sampah. Produk dari olahan sampah tersebut diantaranya adalah pupuk organik, maggot, pakan ternak, dan olahan lainnya yang berasal dari limbah. Di sisi lain, apabila program sudah berjalan lancar dan sukses, pihak CREBs akan tetap memantau meskipun akan berpindah ke desa lain yang membutuhkan bantuan pemberdayaan. (Rosyid/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018