Bogor (Antaranews Megapolitan - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menorehkan prestasinya di kancah nasional. Kali ini tiga mahasiswanya berhasil meraih Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional Bioaction (Biology Annual Competition) 2018. Ajang bergengsi ini diselenggarakan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, pada Sabtu (20/10).
Mereka adalah Niswana Wafi Alfarda, Vika Tresnadiana Herlina dan Fadhilah Nur'Azizah. Ketiganya merupakan mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB.
Wafi dan kawan-kawan berhasil menjadi juara melalui karya tulis ilmiah berjudul “Jawarasa: Mie Rempah Instan Komersial dari Jewawut dan Sorgum Berbasis Kearifan Lokal sebagai Pangan Fungsional dalam Mencegah Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Mereka membuat inovasi produk Jawarasa yaitu mi rempah instan dari bahan pangan lokal jewawut dan sorgum sebagai pangan fungsional antidiabetes.
Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki biodiversitas flora tertinggi di dunia. Namun, masyarakat Indonesia masih bergantung pada sumber karbohidrat utama seperti beras dan terigu.
Dalam aspek kesehatan, ketergantungan konsumsi masyarakat pada satu sumber makanan akan berdampak pada asupan diet yang tidak seimbang. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes.
“Jewawut dan sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang memiliki komposisi nutrisi hampir sama dengan beras tetapi tinggi protein dengan indeks glikemik rendah. Tanaman ini juga mengandung berbagai komponen fitokimia seperti polifenol, lignan, pitosterol, fitoestrogen, dan fitosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, modulator kekebalan tubuh, dan agen detoksifikasi. Jika dikonsumsi, maka dapat melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia seperti diabetes” ujar Wafi.
Dengan melihat potensi tersebut, ketiga mahasiswa ini berinovasi membuat produk Jawarasa. Produk mi dipilih karena konsumsi masyarakat Indonesia terhadap mi instan sangat besar yaitu mencapai 75 bungkus/kapita/tahun. Produk Jawarasa ini dibuat menggunakan teknologi cooking forming extruder dan dikemas secara hermetis.
Wafi dan kawan-kawan mengaku sangat bersyukur karena berhasil memboyong juara pertama dalam perlombaan ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT dan tidak menyangka bisa mendapat juara satu. Harapannya semoga inovasi ini bisa diaplikasikan, dikomersialkan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu semoga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga inovasi ini akan lebih optimal lagi ke depannya,” katanya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Mereka adalah Niswana Wafi Alfarda, Vika Tresnadiana Herlina dan Fadhilah Nur'Azizah. Ketiganya merupakan mahasiswa dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB.
Wafi dan kawan-kawan berhasil menjadi juara melalui karya tulis ilmiah berjudul “Jawarasa: Mie Rempah Instan Komersial dari Jewawut dan Sorgum Berbasis Kearifan Lokal sebagai Pangan Fungsional dalam Mencegah Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Mereka membuat inovasi produk Jawarasa yaitu mi rempah instan dari bahan pangan lokal jewawut dan sorgum sebagai pangan fungsional antidiabetes.
Seperti diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki biodiversitas flora tertinggi di dunia. Namun, masyarakat Indonesia masih bergantung pada sumber karbohidrat utama seperti beras dan terigu.
Dalam aspek kesehatan, ketergantungan konsumsi masyarakat pada satu sumber makanan akan berdampak pada asupan diet yang tidak seimbang. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan penyakit tidak menular seperti diabetes.
“Jewawut dan sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang memiliki komposisi nutrisi hampir sama dengan beras tetapi tinggi protein dengan indeks glikemik rendah. Tanaman ini juga mengandung berbagai komponen fitokimia seperti polifenol, lignan, pitosterol, fitoestrogen, dan fitosianin yang berfungsi sebagai antioksidan, modulator kekebalan tubuh, dan agen detoksifikasi. Jika dikonsumsi, maka dapat melindungi tubuh terhadap penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia seperti diabetes” ujar Wafi.
Dengan melihat potensi tersebut, ketiga mahasiswa ini berinovasi membuat produk Jawarasa. Produk mi dipilih karena konsumsi masyarakat Indonesia terhadap mi instan sangat besar yaitu mencapai 75 bungkus/kapita/tahun. Produk Jawarasa ini dibuat menggunakan teknologi cooking forming extruder dan dikemas secara hermetis.
Wafi dan kawan-kawan mengaku sangat bersyukur karena berhasil memboyong juara pertama dalam perlombaan ini. “Alhamdulillah, kami sangat bersyukur kepada Allah SWT dan tidak menyangka bisa mendapat juara satu. Harapannya semoga inovasi ini bisa diaplikasikan, dikomersialkan, dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu semoga bisa dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga inovasi ini akan lebih optimal lagi ke depannya,” katanya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018