Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dekan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Arief Daryanto mengungkapkan strategi untuk meningkatkan daya saing industri unggas di Indonesia dalam konferensi internasional dengan judul 'Strategies to Improve the Competitiveness of the Poultry Industry in Indonesia 1ST International Conference on Vocational Innovation And Applied Sciences (ICVIAS), Rabu (17/10) di Wyndham Hotels and Resort, Surabaya. The 1st International Conference on Vocational Innovation and Applied Sciences (ICVIAS) 2018 ini diselenggarakan oleh Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair) dengan tema 'Sustainable Vocational Studies in Business, Engineering, and Health for Global Advancement and Competitiveness of the Nation'. Dr. Arief Daryanto secara khusus diundang sebagai pembicara kunci selaku Ketua FPTVI (Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia) dan Dekan Sekolah Vokasi IPB.

Dalam kesempatan ini, Dr. Arief menyampaikan beberapa hal terkait industri unggas nasional yaitu terkait strategi industri perunggasan (Strategic Roles of Poultry Industry), kecenderungan dan tantangan pada industri perunggasan di Indonesia (Trends and Challenges of Poultry Industry in Indonesia), dan strategi-strategi untuk industri perunggasan (Strategies for the Poultry Industry).

Dr. Arief menyampaikan industri perunggasan dapat menjadi pasar unggas yang dapat berkembang pesat di Indonesia meski pertumbuhannya tahun ini lebih lambat dari tahun tahun sebelumnya.

"Hal ini terlihat dari tren yang ada, populasinya tumbuh diikuti dengan meningkatnya penghasilan masyarakat, disamping adanya ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan. Harga daging unggas relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga daging lain. Pemasaran daging unggas yang lebih baik, berkualitas dan konsistensi ketersediannya menjadi peluang pasar yang menggiurkan," kata Dr.Arief.

Namun demikian ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam industri perunggasan diantaranya: adanya globalisasi industri, kelangkaan sumber daya, isu kesejahteraan hewan, perubahan iklim global, kondisi over supply atau ketidakstabilan harga, ancaman impor, harga pakan lebih tinggi, ketidakstabilan pasokan pakan berkualitas, standar kualitas untuk manajemen peternakan dan harga pakan lebih tinggi.

Menurut Dr. Arief berdasarkan analisis dari Rabobank, pertumbuhan pasar unggas global pada 2015-2025 memperlihatkan pertumbuhan di Asia.

"Pertumbuhan unggas Asia sangat kuat, negara-negara Asia yang termasuk memiliki potensi pertumbuhan industri perunggasan yang kuat adalah Filipina, Indonesia, India, Nigeria dan Iran," jelas Dr. Arief. (dh/ris)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018